Source : Jawapos, Edisi Senin, 17 Maret 2007 

EEPIS-Online, SURABAYA – Kompetisi robot yang diprakarsai Ditjen Dikti (Pendidikan Tinggi) Depdiknas kembali bergulir. Dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2008, tercatat hanya ada 247 tim yang dinyatakan lolos seleksi. Saat ini, mereka diminta segera merampungkan robot itu yang semula baru tertuang dalam konsep proposal.



Di antara 247 robot yang lolos ke tahap berikutnya itu, 68 tim akan berlomba di KRI. Di KRCI, ada beberapa tim yang bakal beradu ketangkasan. Di antaranya, divisi senior beroda (92 tim), senior berkaki (42 tim), expert single (38 tim), dan expert swarm (17 tim).

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada kontes kali ini setiap PTN/PTS hanya boleh mengirimkan satu wakil. Dengan cara itu, model kontes robot terasa lebih kompetitif. Sebab, kampus-kampus hanya akan mengirimkan robot unggulan masing-masing. Dalam kontes tersebut, akan dilakukan dua kali seleksi. Yakni, berdasar wilayah, baru kemudian menuju final.

Data yang didapat Jawa Pos, hasil seleksi panitia yang ditandatangani Direktur Pengabdian Masyarakat Ditjen Dikti Depdiknas M. Muchlis menyebutkan, dalam KRI dan KRCI itu, wilayah Jatim akan diwakili 16 tim. Namun, ternyata tidak semuanya didominasi kampus-kampus Surabaya. Praktis hanya tujuh kampus di Surabaya yang dinyatakan lolos seleksi. PTN/PTS daerah yang selama ini tak banyak bersuara mulai unjuk gigi.

Sejauh ini, sejumlah tim telah mematangkan persiapan kontes bergengsi tersebut. Persiapan sang juara bertahan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)-ITS, misalnya. Setiawardhana, tim pembina di KRI dan KRCI, menyatakan bahwa saat ini tim asuhannya sedang melakukan riset mendalam. JUMP-BE, nama tim robot PENS-ITS, sedang mencari format terbaik.

"Seperti ketentuan, kami akan mengirimkan dua-tiga robot otomatis dan satu robot manual," kata Setiawardhana kemarin (16/3).

Tim JUMP-BE berjumlah tujuh mahasiswa ditambah sejumlah kru. Menurut dia, ada anggota tim juara KRI 2007 G-Rush yang masuk lagi sebagai tim inti. Bagaimana performa JUMP-BE nanti? Setiawardhana mengatakan bakal lebih kuat. Sebab, tema robot diganti. "Temanya bukan lagi pencarian Pulau Komodo, tapi panjat pinang," katanya.

Sensor-sensor yang akan digunakan JUMP-BE terus disempurnakan. Setiawardhana mengaku masih mengandalkan produk lokal Surabaya. "Alias barang-barang bekas," imbuhnya.

Bagaimana tim lain? Helmy Widyantara, kepala Program Studi Sistem Komputer Stikom, mengungkapkan bahwa robot LT 8 hasil karya mahasiswa binaannya saat ini rampung 75 persen. "Mekanik sudah kelar. Sekarang tinggal menyempurnakan sistem kendalinya. Berkali-kali jebol," ujarnya.

Menurut dia, robot yang dibikin delapan mahasiswa itu mampu memindahkan beban dengan cepat dan jangkauan tempat yang tinggi. "Sistemnya, robot yang mengangkat beban bisa menggendong robot tambahan di belakangnya," ucapnya. Dia juga optimistis menang dalam seleksi regional di ITS.

Standar yang diminta panitia, kata Helmy, robot dapat berjalan, mengambil balok, dan meletakannya. Video robot dapat berjalan otomatis dan mengambil balok serta menempatkannya pada posisi tertentu. Robot untuk KRCI adalah yang dapat bergerak dari home, mencari lilin, dan mematikannya.

Rencananya, visitasi pertama tim KRI dan KRCI dilakukan awal April mendatang. Hal itu bertujuan agar panitia betul-betul mengetahui riil perkembangan pembuatan robot. Baru dilakukan seleksi tingkat wilayah. Yakni, terdiri atas Indonesia Timur (termasuk Jatim), DKI/Jakarta (16 tim), Jawa Tengah (14 tim), dan Sumatera (16 tim). (git/ara/hud)

wpChatIcon
EnglishIndonesian