Senin, 5 Juli 2010 merupakan awal program short training bagi pengajar dari Tumba College of Technology Rwanda. Diterima oleh Pembantu Direktur II, Aries Pratiarso, ST. MT. di Ruang Sidang Gedung Baru PENS, rombongan yang terdiri dari 5 orang ini langsung dapat cepat membaur dengan calon trainernya. Mereka adalah Ndacyayisaba Raymond, Mupenzi Theogene, Mugemanyi Sylvere, Kanyesheja Jean De Dieu, Mbyayingabo JMV.
“Sebetulnya ini adalah lanjutan dari program The Streghtening
Capacity Building Tumba National College of Tecnology (Kerjasama Teknik
antara PENS dan Tumba National College of Technology (TCT)), “ungkap
Aries pasca penerimaan rombongan dari Rwanda. Kerjasama ini merupakan
prakarsa dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan telah
berlangsung sejak tahun lalu. Tidak hanya menerima magang dari TCT, PENS
juga mengirimkan staf pengajarnya ke TCT Rwanda beberapa waktu yang
lalu. “Setidaknya sudah 8 orang dosen yang telah diberangkatkan ke sana
sejak tahun lalu,” imbuh Aries.
Kali ini para peserta akan belajar mengenai 3 bidang, yaitu
Telekomunikasi, Mekatronika Robotika dan Elektro Industri. Selama
pelaksanaan magang, mereka dijadwalkan akan mengunjungi 3 Industri,
yaitu Semen Tuban, PT Phillips dan PT Telkom. Sementara di akhir
pelaksanaan magang mereka wajib membuat Laporan serta Resume Hasil
Pembelajaran. Ndacyayisaba Raymond, salah satu peserta menyatakan
kegembiraannya atas kesempatan untuk belajar di Indonesia yang secara
teknologi lebih maju dari negaranya.
Raymond pun terlihat aktif dan
tidak segan untuk bertanya kepada trainernya. “I’m glad to be here and I
wish I can learn many subject especially about robotics,”ungkapnya.
Menurutnya masih sedikit rakyat Rwanda yang dapat mengenyam pendidikan
mengingat biaya dan kondisi politik yang kurang kondusif di sana. Lokasi
kampus TCT pun sangat jauh, yaitu di daerah pegunungan dengan suhu yang
cukup dingin. Tak jarang pula mereka mengeluh dengan suhu di Surabaya
yang memang akhir-akhir ini mulai panas. (humas)