Source : JawaPos, Rabu 19 Maret 2008

Meski tergolong regional ketat, Jawa Timur
tetap berpeluang meloloskan sebanyak mungkin tim robot dalam Kontes
Robot Indonesia (KRI) 2008. Hal itu diungkapkan salah seorang juri
nasional KRI dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS) Endra Pitowarno.

"Syaratnya, seluruh tim Jatim harus bermain cantik dalam seleksi regional wilayah IV atau Indonesia Timur nanti," katanya.


Seleksi
regional memang hanya akan mengambil tiga posisi teratas atau juara 1,
2, dan 3 untuk maju ke babak final di Universitas Indonesia, Jakarta.
Namun, tidak berarti kesempatan tampil dalam final bagi yang tersisih
pada babak awal sudah tertutup. Sebab, akan ada 24 tim robot yang
tampil dalam final. Selain tiga besar dari masing-masing regional,
masih akan dicari 12 tim yang memiliki nilai tertinggi (di bawah tiga
besar) dari empat regional.

"Sebanyak 12 sisanya itu diambil dari peringkat tertinggi tim robot, selain para juara, di seluruh Indonesia," tegas Pitowarno.
Kematangan tim Jatim bakal ditunjukkan lewat video yang dikirimkan seluruh peserta kepada panitia pusat pada 14 April nanti.

Perguruan Tinggi (PT) Surabaya yang tahun
lalu meloloskan timnya, antara lain ITS, PENS-ITS, Universitas Negeri
Surabaya (Unesa), dan Universitas Bhayangkara (Ubhara), pun tetap
berkesempatan. "Benar, Jatim memang diprediksi yang paling ramai. Tapi,
kami akan tetap berjuang. Target kami juara grup dan juara KRI nasional
agar bisa melaju ke India," kata Pembina Tim KRI ITS Koumori Rudy
Dikairono kemarin.

Tahun lalu, ITS hanya berhasil duduk di
peringkat ketiga setelah dikalahkan "saudaranya" dari tim PENS-ITS. ITS
memasang target paling tinggi. Karena itu, kampus teknik tersebut telah
mempersiapkan robot sejak lima bulan lalu.

Bagaimana dengan PT
lain? Universitas Negeri Surabaya (Unesa) optimistis memasang target
masuk final. Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Tri Wrahatnolo
mengungkapkan, Unesa akan berjuang maksimal pada seleksi regional.
"Kami mendukung penuh, termasuk dana untuk tim KRI," tegasnya kemarin.

Menurut
dia, tim KRI Unesa fokus pada perbaikan kualitas robot. Dia menyadari
betul bahwa regional Indonesia Timur, khususnya Jatim, termasuk
regional panas. "Apalagi ada PENS dan ITS. Bukannya pesimistis. Tapi,
kami tidak terlalu ngotot jadi juara regional," ungkapnya.

Unesa
akan bermain cantik menghadapi lawan agar poin yang dikumpulkan banyak.
Dengan kata lain, Unesa mengincar posisi 12 besar (selain juara) urutan
nasional. Bila mampu menggondol poin besar, sangat dimungkinkan mereka
melaju ke babak final. "Kami ingin mempertahankan prestasi tahun lalu.
Tahun lalu, kami lolos hingga final," ujarnya.

Perjuangan yang
sama bakal dilakukan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)
dalam KRI di ITS. Robot berjuluk ITATS-Tsu tersebut diklaim punya
banyak keunggulan. "Robot itu bisa bergerak cepat dari robot yang
lain," ujar Firmandana Adhi, salah seorang anggota tim ITATS-Tsu.

Menurut
dia, selain mampu mengangkat banyak balok, robot tersebut bisa bergerak
cepat. "Jarak tempuh dan kinerjanya terus kami sempurnakan. Yang jelas,
persiapan sudah mencapai 90 persen," tegasnya.

Dalam KRI kali
ini, ITATS juga melakukan persiapan luar biasa. Delapan dosen dari
teknik informastika, mesin, serta elektro sampai diminta belajar khusus
tentang robot di PENS-ITS. "Kami tidak akan sekadar maju. Target kami
adalah mengalahkan kampus-kampus besar," ungkap Rektor ITATS Hadi
Setiawan.

Pihak rektorat berusaha maksimal mendukung tim yang
lolos itu. Di belakang gedung rektorat, saat ini dibangun arena untuk
uji coba ITATS-Tsu. Arena dibikin sesuai standar dalam perlombaan.
"Kami modali benar robot itu. Jangan sampai, sebagai kampus teknologi,
kami tak bisa berbuat apa-apa," tegasnya. (ara/git/nw)

wpChatIcon
EnglishIndonesian