EEPIS-Online, Klub futsal mahasiswa Jurusan Elektronika PENS ITS, EFC, berhasil menjadi juara kedua pada kompetisi futsal antar mahasiswa se-Surabaya. Di babak final Violet Competition, kompetisi tahunan yang digelar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM-Unair), berlangsung di Auditorium Kampus C Unair Surabaya, Jumat (5/6) malam. EFC ditekuk 3-2 oleh tim Benua Biru melalui adu penalti setelah pada dua babak reguler kedua tim berbagi angka 2-2.

     Raut kecewa terlihat jelas di wajah para pemain EFC. Betapa tidak, setelah sempat tertinggal dua gol, mereka dengan perjuangan keras berhasil menyamakan kedudukan. Apalagi salah satu pemain Benua Biru terlihat jelas melakukan hand ball di daerah penaltinya. Namun sang wasit tidak melihat hal itu, sehingga hadiah penalti pun urung didapatkan.

     Pada keikutsertaan lomba di luar kampus yang pertama bagi EFC setelah beberapa waktu lalu menjuarai ITS Rektor Cup, hal ini merupakan suatu prestasi tersendiri. "Sedikit kecewa sih, tapi teman-teman bermain baik sekali. Mereka menunjukkan semangat pantang menyerah hingga titik akhir," kata Erlan Fajar, kapten tim EFC.

Jalannya Pertandingan :

     Pertandingan berlangsung panas sejak awal, kedua tim silih berganti mencoba merobek jala lawan. Melalui kaki Govinda dan Dika, tim Benua Biru berhasil menceploskan bola ke gawang EFC. Tim yang terdiri dari alumni SMA Giki 2 Surabaya itu pun berada di atas angin.

     Namun anak-anak EFC pantang menyerah, di sisa kurang dari lima menit peluit panjang dibunyikan mereka berhasil memperkecil ketinggalan lewat sepakan keras Roysa Hendra. Hal itu berhasil mengangkat moral pemain EFC. Terbukti hanya berselang dua menit, sekali lagi Roysa membobol gawang Benua Biru. Puluhan suporter EFC pun bersorak.

     Setelah itu, pertandingan berlangsung panas. Beberapa pelanggaran oleh kedua tim tak jarang terjadi. Puncaknya ketika para pemain EFC mendapati bola menyentuh tangan salah satu pemain Benua Biru di kotak penaltinya. Para suporter dan pemain EFC sudah bersorak kegirangan mengharapkan hadiah penalti diberikan oleh wasit.

     Namun sang pengadil lapangan bersikukuh tidak melihat hal itu. Sontak saja ketegangan antara para pemain dan wasit pun tak terelakkan. "Jelas sekali hand ball, tadi juga mereka melakukan pelanggaran tapi dibiarkan saja oleh wasit," gerutu Novian Fajar Satria, salah satu pemain EFC.

     Sampai waktu normal berakhir, kedua tim tetap bermain imbang. Adu penalti pun harus dilakukan untuk menentukan juara. Kedua penendang pertama dari kedua tim berhasil melakukan tugasnya dengan baik, hingga bola sepakan pemain ketiga dari EFC hanya membentur tiang gawang sedangkan penendang Benua Biru lagi-lagi berhasil mengecoh kiper. Pertandingan pun berakhir dengan kedudukan 2-2 (3-2) untuk tim lawan. (ian/bah)

wpChatIcon
EnglishIndonesian