EEPIS-Online, Inilah bentuk pengabdian mahasiswa. Tidak hanya memberikan barang, namun juga mengedukasi masyarakat. Grebek Kampung adalah sebuah program yang dihelat oleh mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM TD) PENS 2010. Salah satu puncak acaranya berupa gelar karya yang dilangsungkan pada Minggu (4/7). 

Karya yang digelar merupakan hasil keterampilan para ibu dan remaja putri RT 3 dan RT 4 RW 8 Keputih Tegal Timur Baru Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo yang telah mengikuti pelatihan membuat keterampilan pada Sabtu (3/6) hingga Selasa (13/6) lalu. Para ibu dan remaja putri yang mengikuti pelatihan berjumlah sekitar 20 orang, yang kemudian menjadi empat kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari 4-5 orang.

Pembuatan keterampilan yang mencakup pin, gantungan kunci, dan gantungan handphone berbahan dasar kain flanel ini, diajarkan langsung oleh mahasiswi PENS. Yang mengejutkan adalah ketika gelar"3.jpg" karya, para ibu dan remaja putri tak hanya menunjukkan karya-karya yang diajarkan oleh mahasiswi PENS.

Mereka juga memamerkan keterampilan yang sesuai dengan kreativitas mereka masing-masing, seperti gelang, kalung, dan boneka. Bahkan ada kelompok yang menunjukkan hasil karyanya yang begitu berbeda, yaitu toples, kotak tisu, dan penutup makanan yang telah dihias oleh berbagai jenis kain, renda, dan aksesoris.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu mahasiswi PENS yang menjadi pelatih keterampilan bagi para ibu dan remaja putri Keputih Tegal. "Hasil karya mereka bagus-bagus. Sangat kreatif. Padahal saya dan teman-teman hanya mengajarkan yang mudah, seperti pin, gantungan kunci, dan gantungan handphone," tutur Fitria Putri Ferdani yang merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Informatika PENS angkatan 2009 ini.

Bebagai macam hasil pelatihan keterampilan ini tidak hanya sekedar dipamerkan ataupun digelar. Aksesoris handmade buatan para ibu dan remaja putri ini juga dijual dengan harga yang cukup murah. Misalnya gantungan kunci dengan berbagai kreasi yang dijual hanya dengan harga 2000 hingga 5000 rupiah. Atau kantong handphone kain flanel yang berharga mulai dari 3500 rupiah. Tak heran jika warga setempat pun tertarik untuk membeli hasil keterampilan tersebut.

Pelatihan membuat keterampilan ini mendapat tanggapan positif dari salah satu warga yang turut berpartisipasi sebagai peserta pelatihan. "Senang sekali bisa membuat keterampilan seperti ini," ungkap Hasanah. Hasanah memendam keinginan untuk terus melanjutkan usaha keterampilan kecil-kecilan ini. "Kalau ada yang bantu memasarkan saya senang sekali," tutur wanita asal Madura ini.

wpChatIcon
EnglishIndonesian