oleh Hendro Susanto mahasiswa PENS-ITS ini begitu ditanya tentang perasaannya
setelah terpilih menjadi KAHIMA ELKA PENS-ITS periode 2008-2009. "Lega, karena dari
seluruh rangkaian acara ini mulai pendaftaran, kampanye tulis, kampanye lisan
sampai pada saat pencoblosan telah saya lalui. Acara ini cukup menguras tenaga
dan pikiran. Karena itu, saat ini perasaan saya lega sekali." Ujarnya setelah
berhasil mengalahkan 3 rivalnya yang juga memperebutkan posisi ini.
"Yang pasti senang dan cukup
bangga karena warga telah mempercayakan kepengurusan Hima untuk 1 tahun
mendatang kepada saya." Lanjutnya. Menjadi seorang Kahima selain menjadi
sesuatu yang membanggakan di lain sisi juga membawa tanggungjawab
yang besar dari seluruh warga Elektronika. Lalu, apa yang membuatnya pantas
menjadi seorang Kahima? "Saya membawa bekal pengalaman dari
dalam maupun luar PENS-ITS. Disini saya tidak bekerja
sendiri, teman-teman pasti juga akan membantu. Dengan solidaritas dan rasa persaudaraan yang tinggi, saya yakin jurusan ini akan
lebih maju." Jawabnya dengan tegas. Mengingat mahasiswa yang dipanggil Hendro ini mengambil program
Diploma 3, artinya dalam 1 tahun ke depan harus benar-benar
bisa membagi waktu antara menyelesaikan Tugas Akhir dengan kegiatan Himpunan. Meskipun sulit,
namun hal itu tidak menyurutkan niatnya. Baginya, totalitas adalah salah satu aspek
yang akan selalu ia pegang. "Sekali nyemplung,
basah sekalian gitu lho……" ungkapnya.
Antusiasme warga pun juga terlihat
dari hari pencoblosan, berdasarkan data yang didapat dari panitia hanya 2 orang
yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemungutan suara ini. Dan skor yang
didapat oleh Hendro beda tipis dengan rivalnya Martha Allan yaitu 80-77.
Langkah awal yang akan ia tempuh
untuk mengadakan pembaruan jurusan adalah dengan menyusun struktur inti dan
staff himpunan yang baru. "Disini, saya akan benar-benar mengeksplor potensi
dari mahasiswa seluruh angkatan terlebih angkatan 2006 dan 2007 untuk membawa
himpunan ini. Istilahnya meng-upgrade
habis-habisan…." Untuk kemajuan organisasi diperlukan adanya pembaruan agar
mendapat pemikiran-pemikiran yang baru. Hendro tidak akan menyia-nyiakan bakat
terpendam yang dimiliki teman-temannya yang dirasa mampu untuk membangun
jurusan ini.
Terakhir, mahasiswa yang sempat kuliah di Teknik Fisika ITS mengungkapkan, "HIMA ini milik
warga dan kita semua bersaudara. Maka perdulikan Himpunan ini dan jadikan ini
sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi kalian." (Su i)