"jumpa_pers_2"EEPIS online, JURI Kontes Robot Indonesia
(KRI) telah menetapkan delapan unggulan tim yang bakal disebarkan dalam
8 grup dengan masing-masing terdiri atas 5 tim. Penentuan unggulan ini
bertujuan agar pertandingan berlangsung seimbang dan menarik. Demikian
diungkapkan ketua dewan juri KRI-KRCI Dr Ir Endra Pitowarno, dalam
jumpa pers menjelang pelaksanan KRI-KRCI, di Graha ITS, Kamis (7/6)
siang. ”Kedelapan unggulan itu ditentukan berdasarkan masukan dari para
juri yang telah mengikuti visitasi untuk menentukan tim-tim yang akan
maju dalam putaran final,” katanya.


Kedelapan
unggulan itu terdiri atas Tim F4LCON dari ITS, G-Rush dan Q Numb-On
dari PENS ITS, Al Ghalibi dari Politeknik Negeri banjarmasin,
Fledermaus dari Universitas Brawijaya, D’art dari Universitas
Indonesia, Ace-Eye dari Universitas Negeri Malang, dan Halilintar dari
Universitas Negeri Jogjakarta. ”Memang kedelapan unggulan itu baru akan
ditentukan pada hasil uji coba atau running test pertama Jumat siang besok. Tapi biasanya tidak berubah dari masukan dewan juri yang melakukan visitasi,” katanya.

Endra menjelaskan, dilihat dari tahun ke tahun, peserta KRI maupun KRCI
terus menunjukkan kemajuannya baik kualitas maupun kuanitas. ”Secara
kualitas tahun ini tim-tim KRI telah mengalami peningkatan yang sangat
luar biasa, mencapai 100 persen. Ini dibuktikan dari kemampuan tim yang
kini tidak hanya mampu memahami teknik kontrol kesetabilan, tapi juga
mampu mempraktekkan teknik kontrol strategi,” katanya.

Unjuk Kecerdasan

Sementara itu dalam penjelasannya, ketua pelaksana KRI-KRCI tahun 2007,
Dr Ir Titon Dutono M.Eng, mengatakan, KRI-KRCI tahun ini tercatat
sebagai pelaksanaan terbesar yang diikuti oleh 80 perguruan tinggi
se-Indonesia, sejak kontes itu digelar tahun 1993.

”Jumlah
perguruan tinggi yang terlibat itu merupakan jumlah angka keikutsertaan
institusi yang luar biasa besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada
tahun 2005 hanya sekitar 45 institusi dan tahun 2006 sekitar 56
institusi. Dibanding dengan KRI pertama pada 1993, pendaftarnya hanya
dari 6 institusi,” katanya.

Dikatakannya, dalam ajang
kontes ini, tak kurang dari 138 proposal KRI dan 205 proposal KRCI
telah diajukan oleh 80 perguruan pinggi yang tersebar di seluruh
penjuru tanah air. Dalam putaran final KRI, ada 40 tim yang berasal
dari 35 perguruan tinggi akan bertanding dalam 80 pertandingan babak
penyisihan bersistem setengah kompetisi dalam 8 grup masing-masing 5
tim, dan 15 pertandingan sistem gugur babak perdelapan hingga final
yang tiap pertandingan akan berdurasi 3 menit. ”Selain itu KRI dalam
KRCI dewan juri juga akan memandu pertandingan dalam 4 divisi,
masing-masing divisi senior beroda 20 tim, berkaki 10 tim, expert single robot 12 tim, dan expert swarm 3 tim. Untuk KRCI tiap laga robot akan berdurasi 5 hingga 6 menit,” katanya.

Titon
yang mewakili Direktorat Jenderal Dikti sebagai penyelenggara KRI-KRCI
melalui Direktorat P2M bekerjasama dengan PENS dan ITS, berharap agar
ajang unjuk karya teknologi robotika ini mampu menjadi perekat
kebersamaan dalam membangun teknologi bangsa melalui perguruan tinggi.
”Selain itu, Dikti juga berharap agar ajang ini mampu menjadi pelumas
mesin perguruan tinggi dalam menghasilkan tunas-tunas bangsa yang cinta
teknologi dan mempunyai karakter sebagai pekerja keras yang disiplin
dan pantang menyerah,” katanya.

Sementara Rektor ITS,
Prof Ir Priyo Suprobo M.S, Ph.D mengatakan, KRI-KRCI merupakan bagian
dari unjuk kecerdasan dari para mahasiswa Indonesia, bukan hanya
kecerdasan dalam membuat robot yang merupakan kecerdasan intelektual,
tapi juga para peserta dituntut untuk mampu menguasai kecerdasan
emosional, phisik, dan kecerdasan spiritual. ”Saya percaya tim yang
nanti akan keluar sebagai juara adalah tim yang mampu mengintegrasikan
kecerdasan-kecerdasan itu, karena memang dalam kemampuan robotika,
semua kecerdasan itu harus bisa dikuasai,” katanya.(ENT Crews)

wpChatIcon
EnglishIndonesian