EEPIS-Online, Menjadi
peserta TD memang tidak mudah. Setelah LKMM Pra-TD, para peserta yang ingin
mengikuti LKMM-TD harus mengikuti screening oleh para pemandu.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menyangkut pribadi, organisasi dan PENS. Dari
210 mahasiswa yang mendaftar, 170 lolos administrasi dan 61 yang lolos
screening. Namun, 3 mahasiswa mengundurkan diri dengan alasan yang kurang
jelas.


Latihan Keterampilan Manajemen
Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) 2009 PENS-ITS, akhirnya diikuti oleh 58 mahasiswa.
Yang perlu dicermati dari LKMM-TD 2009 ini adalah meningkatnya jumlah peserta dan
meratanya mahasiswa dari seluruh jurusan. Tahun 2007 dan 2008 lalu, jumlah
peserta LKMM-TD 40 orang dan didominasi oleh jurusan Elektronika. Tidak hanya
itu, LKMM-TD tahun ini juga banyak diikuti oleh peserta perempuan. Bahkan jumlahnya
hampir mencapai 50 persen. Hal yang membuktikan bahwa minat mahasiswa tahun ini
untuk terjun dalam organisasi cukup tinggi. Sebab, kegiatan yang akan
berlangsung dari tanggal 3-5 April 2009, bertujuan memberikan bekal kemampuan
dan keterampilan berorganisasi. 
"clip_image002"

Dalam sambutan pembukaan,
Asisten Direktur III Bidang Kemahasiswaan PENS-ITS, Bapak Tri Budi Santoso, memberikan
ucapan selamat kepada mahasiswa yang telah lolos menjadi peserta LKMM-TD. Oleh
karena itu, setelah mengikuti LKMM-TD ini, peserta dih
arapkan mampu
menyampaikan pelbagai gagasan ataupun saran untuk kemajuan PENS, terutama dalam
mengurus organisasi kemahasiswaan. Selain memberi sambutan, Pak TB (sapaan
akrab Bapak Tri Budi Santoso), juga menyampaikan materi tentang POLBANGMAWA
(Pola Pengembangan Mahasiswa). Mahasiswa yang merupakan aset bangsa, harus
mampu menjadi insan akademis yang mencerminkan intelektualnya. Gerakan Reformasi
tanpa mahasiswa, DPR panen duit, Pemda dan P
EMKOT panen hasil otoda, dana
diperkecil untuk perguruan tinggi dan subsidi pendidikan. Katanya
sih 20%,
tetapi itu termasuk pendidikan kedinasan, hankam, DepKeu (STAN), Depdagri
(STPDN) dan sebagainya. Mahasiswa merupakan tombak era reformasi. Tapi ORBA
terguling, mereka dilupakan. Akhirnya muncul euforia yang berlebihan, mahasiswa 
menghendaki kebebasan yang serba bebas.
Mahas
iswa dijadikan mesin po"clip_image002_1"litik karena menggerakkan mahasiswa sangat mudah
dan murah. Jika ini berlangsung, mahasiswa tidak lagi menjadi pelopor garis terdepan
membela bangsa, melainkan menjadi boneka untuk kepentingan orang atau kelomp
ok
tertentu.

Agar hal tersebut tidak
terjadi, dibutuhkan mahasiswa yang memiliki pola pikir visioner dan komitmen
yang kuat. Sebagaimana tema LKMM-TD 2009 “Pengembangan potensi mahasiswa yang
memiliki pola pikir visioner dengan landasan komitmen yang kuat demi meningkatkan
kualitas berorganisasi”. Mahasiswa hadir untuk menjadi penggagas perubahan
(agen of change). Dengan visi yang jelas, mahasiswa mengetahui target yang
ingin diraih dan mampu memecahkan suatu masalah. Komitmen sebagai harapan besar
disertai usaha untuk meraihnya agar menjadi kontribusi yang nyata untuk
masyarakat pada umumnya dan almamater khususnya.(Idha)

wpChatIcon
EnglishIndonesian