Tema kompetisi Roket tahun ini adalah “Payload Meteorology†dan
berlangsung di Pantai Pandansimo-Yogyakarta, tempat dimana roket
mahasiswa Indonesia untuk pertama kalinya diluncurkan melalui
perkumpulan PRMI (Persatuan Roket Mahasiswa Indonesia) pada tahun 1963.
PENS tidak ketinggalan ikut meramaikan lomba setahun sekali yang
diadakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini.
Jika tahun lalu PENS hanya 1 tim, kini tidak tanggung-tanggung sebanyak
7 tim dikirimkan menuju Yogyakarta.
Tim-tim tersebut adalah
Gatotkdjo_Return, Angkasa, meka-meka, IMF_09, Sekchetewu, PENSky_09,
dan Srondol_One. Jurusan Mekatronika lebih mendominasi, namun dari
jurusan Telekomunikasi, Elektronika, Teknik Komputer juga turut serta
dalam tim-tim tersebut. Tiap tim terdiri dari 3 orang.
Peserta diwajibkan mempersiapkan muatan roketnya, lengkap dengan
sensor-sensornya yang terdiri atas sensor tekanan, suhu, kelembaban dan
percepatan. Sementara roketnya sendiri disediakan panitia.
Roket
terbang sampai ketinggian sekitar 800 meter yang kemudian akan terjadi
sparasi minimal 25 detik dan parasut akan mengembang dengan membawa
payload jatuh ke bumi.
Tim-tim akan mengikuti seleksi uji fungsional payload (substansi yang
dibawa dalam roket) pada 14 Agustus. Tim yang lolos pada seleksi ini
dapat melakukan uji terbang pada 15 Agustus disusul presentasi dari
masing-masing tim pada hari berikutnya (16 Agustus).
“PENS mengirimkan 7 proposal dari 7 tim, dan Alhamdulillah ternyata
diterima semuanya.†Jelas Aditya Darmawan ketua tim dari PENSKY_09.
Dari 60 proposal yang dikirimkan, hanya 40 tim yang lolos seleksi
proposal. Menurutnya, persiapan dari tim masih kurang. Sulitnya
mengatur jadwal anggota tim untuk mengerjakan roket menjadi kendala
terbesar. Bertepatan dengan anggota yang sedang TPPA dan beberapa
anggota lain yang mayoritas angkatan 2007 juga sedang kerja praktek.
Ini membuat pengerjaan roket sedikit terbengkalai.
"Kita diwajibkan
membuat muatan roket yang mempunyai misi pengukuran parameter meteo.
Data pengukuran harus dapat dikirimkan oleh payload ke ground segmen
secara utuh dan kontinu. Data itu nanti akan diterjemahkan ke dalam
satuan-satuannya." katanya.
“Persiapan kita sebenarnya kurang. Jika dibandingkan dengan yang lain,
kita ini seperti perang dengan modal bambu runcing.†Ungkapnya. Seluruh
tim akhirnya kerja rodi 2-3 hari menjelang lomba untuk menuntaskan
roket mereka masing-masing. Kamis malam, seluruh tim berangkat menuju
Yogyakarta dan siap untuk bertanding. (su’i)