EEPIS Online, Beberapa waktu lalu Humas PENS berkesempatan mewawancarai Bp. Prof. Mohammad NUH di kediaman beliau sehubungan dengan Kepergian Mr. Osamu Makino. Beliau mengaku cukup kaget dengan kepergian Mr. Osamu Makino yang beliau ketahui dari hubungan per-telepon dengan putra Mr. Osamu Makino dari Jepang. Berikut hasil wawancara tersebut.


Bagaimana awal mula perkenalan Bapak dengan Mr. Osamu Makino?

Saya bekerja bersama-sama
dengan Pak Makino cukup lama, tepatnya pada saat saya bergabung di PENS tahun
1990an. Dan tidak lama dari itu, sekitar tahun 1991 itu saya berkenalan dengan
pak Makino yang saat itu sebagai Senior Expert. Sejak itulah saya berinteraksi
dengan beliau.

Bagaimana bapak mengenal sosok Mr. Osamu Makino saat itu?

Tiga hal yang terlintas
mengenai Pak Makino, pertama, orangnya sangat tulus. Saya bisa membacanya
begitu, sangat tulus. Kedua, beliau memiliki ide-ide yang sangat kreatif dan
yang terakhir, kecintaannya terhadap Politeknik ini yang sangat besar sehingga
beliau merasa memilikinya.

"030"Mohon dijelaskan sejauh mana kontribusi Mr. Osamu Makino terhadap
sejarah PENS?

Beliau ikut andil dalam
merancang dan mendesain Politeknik Elektronika Negeri Surabaya atau EEPIS ini
dari awal bersama dengan Pak Naito , dll. Pada saat itu saya tidak ikut, karena
saya baru bergabung di PENS tahun 1990-an, dimana kondisinya juga masih
tergolong baru dimana belum ada lulusan. Setelah itu Politeknik ini semakin
berkembang dan itu semua tidak terlepas dari jasa baik pak Makino. Mulai dari
dibentuknya Job Placement atau
sekarang dikenal dengan Job Arrangement
lalu pengembangan jurusan atau program studi Teknik Informatika atau TI dan
puncaknya yang sangat prestigious
adalah program D4. Dimana Diploma 4 ini  merupakan hibah fase kedua dari pemerintah
Jepang melalui JICA (Japan International Cooperation Agency). Saya ikut
merasakan perjuangan yang cukup berat untuk mendapatkan hibah program Diploma
4. Beliau benar-banar “pasang badan” untuk proyek ini. Karena saat itu tidak
hanya ditawarkan kepada PENS saja namun rekan-rekan di ITS juga antusias dan
berminat terhadap program ini. Lebih jauh, beliau juga mengupayakan bagaimana
dapat terbina hubungan yang baik tidak hanya antara JICA dan PENS namun
komunitas atau society di dalamnya
berhubungan dengan sangat baik, misalnya untuk membuat dokumen pendukung, skema
baru beasiswa, dll, baik pada saat saya menjabat sebagai Pudir III maupun
sebagai Direktur.

"397"Sejauh mana
hubungan itu terbina?

Hubungan ini tidak hanya
melibatkan institusi namun juga individu-individu di dalamnya, meskipun tidak
dapat bertemu, saling berkirim e-mail maupun berita melalui telepon. Selain
itu, Bu Makino juga punya peran penting, karena beliau juga ikut andil dalam
mengembangkan hubungan antar society.
Bagaimana beliau menghubungkan society Indonesia
dengan society Jepang, serta
bagaimana hubungan ini dapat berkembang dan terjalin cukup baik tidak lepas
dari jasa beliau.

Bagaimana hubungan Bapak dengan keluarga Mr. Osamu Makino?

Saya kenal baik dengan pak
Makino dan keluarganya, istrinya termasuk anak-anaknya. Jika saya berkunjung ke
Jepang saya sempatkan untuk mampir ke kediaman beliau, sejak saya masih menjadi
Direktur di PENS, lalu sebagai Rektor di ITS, hingga menjadi Menteri. Selama
beliau di Jepang saya sempat beberapa kali berhubungan via e-mail dengan
beliau. Saya pun memiliki hubungan yang sangat dekat dengan community di Soka University.

Apakah ada pengalaman paling berkesan dengan beliau?

Saya memberikan penghormatan
kepada beliau dan sangat terharu dengan rasa kecintaan beliau yang cukup besar
terhadap PENS. Apa yang beliau tanam di sini (di PENS) membuahkan hasil yang
sangat baik, yang dapat dikenal, diketahui dan dikenang  yaitu ketika JICA memberikan penghargaan
kepada PENS. JICA Special Award (Penghargaan
atas proyek JICA di dunia, red) yang disampaikan juga kepada Pak Makino dimana
saya juga ikut mendampingi beliau pada saat itu. Itu merupakan hal yang sangat
luar biasa dari sisi achievement.
Satu lagi, beliau juga ikut andil dalam mengembangkan Politeknik di Indonesia,
terutama di bidang Elektronika dan EMC, khususnya. Sehingga akhirnya PENS
menjadi rujukan dan kiblat pengembangan bidang Elektronika di Indonesia.

Rencana sebagai
bentuk apresiasi terhadap jasa beliau?  

Saya ingin mengusulkan semacam
penghargaan secara khusus kepada beliau, dalam bentuk apapun. Pada kesempatan
itu kita undang bu Makino ke Indonesia untuk menerima penghargaan itu. Namun
jika tidak memungkinkan kiranya penghargaan itu dapat disampaikan kepada beliau
secara langsung. Saya mendengar tim robot D4=S1 akan berangkat ke Jepang
pertengahan bulan ini. Pada saat itu dapat kiranya diagendakan kunjungan ke
kediaman bu Makino atau bahkan mengundang beliau di acara jamuan makan di
Tokyo, Jepang atau dimana pun. Teknisnya bisa diatur kemudian, namun intinya
adalah mari kita berikan salutasi dan penghargaan untuk jasa besar beliau.  

Terakhir, apa yang dapat diteladani dari sosok Mr. Osamu Makino? 

Pertama, adalah semangatnya.
Pak Makino, orangnya sangat bersemangat, dan mempunyai mimpi yang cukup besar.
Saya sangat salut dengan semangat beliau besar ini, semangat ini mengajarkan
kita untuk tidak berputus asa dengan segala keterbatasan. Dari semangatnya ini
saya ketahui bahwa beliau pun mampu menyelesaikan pendidikan doktoralnya di
usianya yang bisa dikatakan “senior”. Dimana pada usia seperti itu beliau tetap
melakukan riset dan bahkan melanjutkan studinya. Ini semakin menunjukkan bahwa
dedikasi keilmuan beliau sangat tinggi. Kedua, adalah kita belajar konsisten
dan loyal. Tumbuhkan prinsip-prinsip loyalitas terhadap institusi kita, karena
kecintaan kita terhadap apa yang telah diperjuangkan bersama.

 (humas
pens)

wpChatIcon
EnglishIndonesian