Kemampuan mahasiswa Indonesia dalam teknologi mekatronika—terutama robotik—di dunia terbukti dalam kemenangan di beberapa kancah kompetisi internasional. Karena itu, mereka akan dilibatkan dalam perancangan muatan roket dan pembuatan satelit nano. Hal ini disampaikan Suryo Hapsoro Tri Utomo, Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, dalam jumpa pers tentang Kompetisi Roket Indonesia (Korindo) 2010.

Korindo ketiga ini digelar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan), Kemdiknas, Universitas Gadjah Mada, dan Kabupaten Bantul di
Pantai Pandansimo, Srandakan, Bantul, Yogyakarta. 26-28 Juni 2010.
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto Hardhienata
mengatakan, dalam perancangan satelit nano oleh kalangan mahasiswa,
peneliti Lapan akan memberikan pelatihan dan pendampingan.

Lapan sendiri saat ini lebih memfokuskan pada perancangan satelit
mikro yang berbobot 10 kg hingga mendekati 100 kg. Adapun satelit nano
berukuran di bawah 10 kg.

Dalam program pendidikan dan pelatihan perancangan satelit nano
itu, Suryo mengharapkan hasilnya telah dapat dicapai tahun 2014. Satelit
nano ini, kata Soewarto, dapat ditumpangi bersama satelit mikro Lapan
A-2 dan Lapan A-3 (Lapan-Orari) pada roket India yang akan diluncurkan
pada 2014.

Dihubungi di tempat terpisah, Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun
mengatakan, satelit kembar Lapan tersebut pada hari Minggu (20/6/2010)
berhasil meluncurkan roket untuk uji komponen multimisi di Pamengpeuk,
Banten. Peluncuran ini pada ketinggian suborbital–satu tahap menuju
orbit.

Dalam uji terbang, sinyal satelit Lapan-Organisasi Amatir Radio
Indonesia (Orari) dapat diterima para anggota Orari yang berada di
Lampung dan Bali. Kompetisi rancang bangun Korindo 2010 yang diadakan
setiap tahun merupakan ajang kompetisi di bidang rancang bangun muatan
roket bagi mahasiswa Indonesia yang bertujuan menyiapkan bibit unggul di
bidang teknologi dirgantara, khususnya peroketan.

Kompetisi tahun ini, kata Endro Pitowarno, bertema Homing Meteo
Payload, yakni rancang bangun payload (muatan roket) yang mampu kembali
atau menuju sasaran yang telah ditentukan setelah terpisah dari roket
peluncur. Dalam hal ini mereka dituntut untuk merancang sistem propeler
dan kendalinya. Korindo 2010 akan diikuti 53 tim dari 38 peserta yang
kemudian diseleksi hingga tinggal 40 tim. Kompetisi ini terdiri tiga
tahap seleksi, yaitu uji fungsional muatan, uji terbang muatan, dan
presentasi data hasil uji terbang.

Untuk pertama kalinya, kompetisi ini akan disaksikan pengamat dari
Asia-Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF), dari Jepang dan
Malaysia. Korindo 2010 diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan
Nasional bekerja sama dengan Lapan, Universitas Gadjah Mada, Pemerintah
Kabupaten Bantul, dan institusi Akademi Angkatan Udara.

Dikutip dari www.kompas.com

wpChatIcon
EnglishIndonesian