EEPIS-Online, Libur jelang lebaran dimanfaatkan oleh para mahasiswa PENS untuk beradu kreatifitas. Mereka terlibat dalam ajang Mading Competion yang rutin diselenggarakan tiap tahun oleh Departemen Kominfo BEM PENS.

Hari ini, Rabu (16/9), dinding koridor Gedung D3
dipenuhi oleh mading 3 Dimensi (3D). BEM dan seluruh himpunan serta
beberapa UKM seperti UKKI, TREC turut andil dalam even tahunan tersebut.

Sebanyak 7 Mading 3D ikut berkompetisi. Mading-mading itu adalah karya Mahasiswa PENS, khususnya mahasiswa baru. "Dengan tema I Love My Campus, diharapkan kecintaan mahasiswa terhadap kampus meningkat, terutama mahasiswa baru," terang Zaky, ketua panitia lomba mading.

"mading1.jpg"Sebagai
juri lomba, pihak panitia mengundang dua orang dari Deteksi Jawa Pos
dan satu orang dari PENS. Mereka adalah Koko Kurniawan, Mahesa Indra
dan dari PENS Andri Suryandari.

Kurang lebih 15 menit,
setiap peserta mempresentasikan madingnya. Peserta tampak antusias
menerangkan madingnya. Mulai dari pemilihan judul, artikel, warna dan
tata letak mereka terangkan.

Setelah penjurian selesai, acara dilanjutkan dengan pemberian materi dari para juri terhadap peserta.

Menurut
Andri, Humas PENS, secara keseluruhan mading cukup bagus. Ada sedikit
catatan yang beliau sampaikan, seperti perlunya mencantumkan sumber
artikel untuk menghindari opini, selalu meng-update isi mading,
memangkas biaya pembuatan mading dengan cara memanfaatkan barang-barang
sisa. Hal ini beliau tegaskan agar kreatifitas peserta meningkat dan
mampu menghasilkan mading yang interaktif.

Untuk menunjang
kreativitas mahasiswa dalam hal tulis menulis, dibutuhkan media yang
menunjang bakat mereka, salah satunya majalah dinding atau mading.
Begitulah pesan yang disampaikan Koko. Dengan menulis, banyak manfaat
yang dapat diambil. Menulis dapat membantu mahasiswa nanti ketika
menggarap TA (Tugas Akhir). Selain itu, dapat melatif komunikasi lewat
presentasi mading. Walaupun artikel dalam mading biasanya menyadur dari
internet, tapi tetap diperlukan angel sendiri. Menurut
mahasiswa Teknik Elektro ITS ini, "Acara ini dapat melatih kita untuk
bisa mempublikasikan hasil karya kita nanti sebagai lulusan
teknik,"ungkapnya.

Pembicara terakhir adalah Mahesa Indra,
bagian desain grafis Deteksi Jawa Pos. Menurutnya, tata letak setiap
mading masih kurang rapi. Masih standar, belum mampu menunjukkan ciri
atau sesuatu yang beda.(dha)

wpChatIcon
EnglishIndonesian