Mohammad Nuh mengusulkan ke depan Kontes Robot Indonesia dan Kontes
Robot Cerdas Indonesia (KRI-KRCI) digelar dengan sistem zoning. Tujuannya agar penyebaran bisa lebih merata di tiap daerah.Hal itu dikatakan Mohammad Nuh kepada wartawan disela-sela pembukaan KRI-KRCI di Graha ITS, Sabtu (9/6/2007) siang.
Dikatakanya, melalui sistem zoning, selain penyebaran teknologi
robotika makin merata, juga pembiyaan dari pemerintah pusat bisa lebih
ditekan. "Dengan sistem ini gairah robotika di daerah akan makain
hidup. Pemenang di masing-masing zona itulah yang nantinya dikirim ke
tingkat nasional," katanya.
Saat ini, kata mantan rektor
ITS ini menambahkan, semua proposal dikirim dan disleksi di pusat.
Padahal belum tentu proposal yang baik bisa menghasilkan robot yang
baik dan mampu berjalan. "Kalau sebelumnya sudah dilakukan seleksi di
zonasi tertentu, maka putaran final akan lebih menarik lagi," katanya.
Usulan
yang disampaikan Menkominfo itu berkait pula dengan makin banyaknya
peserta dari tahun ketahun. Kalau makin banyak dan itu tidak
diakomodasi serta diwadahi, maka bisa menurunkan gairah mereka yang
kini sedang bangkit di bidang robotika. "Untuk itu ke depan pemerintah
memang harus makin sering melakukan pelatihan-pelatihan robotika di
daerah-derah yang akan dijadikan zonasi kontes," katanya.
Nuh
yang mengaku mengikuti terus menerus pelaksanaan KRI-KRCI sebagai hobi
menilai, dari tahun ke tahun kualitas peserta terus meningkat. "Tahun
ini kekuatan tim di putaran boleh dibilang merata dan mengalami
peningkatan. Kalau tahun-tahun sebelumnya masih ada robot ketika turun
di lapangan tidak bisa bergerak, kini semuanya sudah bergerak. Hanya
saja robot otomatisnya masih banyak yang perlu dibenahi, karena masih
banyak yang belum sempurna dalam manuver gerakannya" katanya.(ENT Crews)