Source : Jawapos, Edisi Selasa 28 April 2008

SURABAYA – Prediksi ketatnya persaingan Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2008 bukan hanya isapan jempol. Menurut pengamatan juri, kualitas robot-robot yang lolos ke babak dua terbukti makin bagus.


Karena itu, antarkampus bakal tampil habis-habisan dalam babak lanjutan nanti. Tidak sekadar berebut tiket final ke Jakarta, gengsi kampus tentunya juga ikut dipertaruhkan.

Juri KRI-KRCI Nasional Endra Pitowarno mengatakan, saat menyaksikan hasil-hasil rekaman video para peserta kontes, perkembangan cukup signifikan. "Khususnya untuk KRCI, peningkatannya luar biasa," kata dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)-ITS itu.

Menurut Endra, perkembangan KRCI termasuk mudah diamati. Sebab, dari tahun ke tahun tantangan yang diberikan tidak jauh berbeda. Yakni, menyelamatkan bayi dan memadamkan api (lilin) dengan berbagai halangan. Namun, tahun ini halangan yang diberikan makin berat. Sebab, halangan tersebut ditempatkan acak dan hanya diketahui sesaat sebelum pertandingan.

"Peserta tidak boleh mengubah program. Jadi, mereka harus siap dengan halangan di mana pun. Artinya, robot yang dibuat harus betul-betul cerdas," sambung dosen yang aktif menulis buku-buku robotika itu.

Seluruh halangan, lanjut dia, bakal menghambat kerja robot. Jadi, robot harus dapat mendeteksi halangan-halangan tersebut. Misalnya, jika terdapat gundukan, robot harus siaga dan dituntut mulus melewati gundukan itu. "Panitia akan menaruh masing-masing halangan dalam jumlah lebih dari satu," ungkapnya.

Terdapat empat divisi KRCI yang akan dilombakan. Yakni, expert swarm dan single, serta senior beroda dan berkaki. Seluruhnya bekerja secara individual (satu robot), kecuali expert swarm yang langsung mengoperasikan dua robot dalam waktu yang bersamaan.

Untuk divisi expert, robot dituntut memadamkan empat api (lilin) dan menyelamatkan seorang bayi. Robot beraksi di lapangan dua lantai. Batas waktu maksimal yang disediakan enam menit. Senior hanya memadamkan empat titik api di lapangan satu lantai. Namun, batas waktunya hanya lima menit. "Perkembangan pesat KRCI paling mencolok di regional I (Sumatera, Batam, Babel, Red)," katanya.

Namun, menurut Endra, regional IV juga tak kalah saing. "Salah satunya tim Universitas Airlangga. Kualitas robotnya bagus," komentarnya.

Bagaimana KRI? Endra mengatakan, persaingan juga bakal ketat. Dari video yang dikirimkan para peserta, seluruhnya bisa menunjukkan kemampuan yang diminta panitia. Yakni, berbagai strategi yang diperlihatkan robot untuk saling menggendong dan mengambil keju.

Seleksi regional akan mengambil tiga posisi teratas atau juara 1, 2, dan 3. Ketiga posisi itu maju ke babak final di Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Tetapi, tidak berarti kesempatan tampil dalam final tertutup bagi tim yang tersisih di seleksi tahap dua tersebut.

Endra mengatakan, selain tiga besar dari masing-masing regional, masih akan dicari 12 tim yang memiliki nilai tertinggi (di bawah tiga besar) dari empat regional. Dengan demikia, total ada 24 tim robot yang tampil pada final nanti. (ara/hud)

wpChatIcon
EnglishIndonesian