peringatan Isra Mi raj Nabi Muhammad SAW PENS ITS masih tetap penuh dengan arti.
Acara yang dihelat rabu kemarin tepatnya 15 Agustus 2007/ 1 Sya ban 1428H
berlangsung cukup hikmat dan islami. Tepat pukul 13.00 WIB bapak K.H. Ridwan
Yasin tiba dan acara langsung dimulai.
Dengan pembacaan Al-fatihah acara tersebut dibuka oleh Bapak Wahid selaku
pembawa acara lalu dilanjutkan oleh tilawatil Alquran. Selanjutnya
Direktur PENS ITS, Dr. Ir. Titon Dutono, M. Eng berkenan menyampaikan sambutanya
yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Anang Tjahjono selaku pembantu direktur
II. Beliau menyampaikan permohonan maaf kepada semua rekan dan bapak Ridwan atas
mundurnya acara peringatan ini. Hal ini disebabkan karena adanya sesuatu yang
tidak diinginkan. Tetapi beliau bersyukur acara ini tetap berjalan dengan hikmat
dan semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya seluruh civitas akademika PENS
ITS.
Memasuki acara inti bapak K.H. Ridwan Yasin membuka ceramah beliau dengan
bacaan ayat-ayat suci Alquran. Beliau mengatakan bahwa kita ini sudah merdeka 62
tahun, tetapi mengapa sampai saat ini mental kita sebagai bangsa indonesia dan
sebagai seorang muslim/muslimah masih bermental belandaisme yang bersifat
kolonialisme dan penindas. Seharusnya kita sebagai umat islam teladan moral yang
patut dan wajib kita teladani adalah nabi Muhammad SAW yang segala tindakan,
perbuatan dan ucapan beliau adalah hanya untuk Allah SWT semata. Beliau adalah
sosok pejuang yang tangguh dan penyabar, guru yang "digugu langsung ditiru"
(dipatuhi dan ditiru), pribadi yang mulia, uswatun chasanah bagi umat
manusia. Ini yang harus kita benahi dalam invidual kita masing-masing. Sambil
diselingi canda tawa yang khas beliau terus memberikan contoh-contoh teladan
nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Disela-sela penutupan ceramah, beliau berpesan lagi kepada seluruh yang hadir
bahwa kita harus selalu belajar dan belajar. Karena Alquran telah menjelaskan
bahwa dalam mencari ilmu ada 2 cara yang harus ditempuh. Pertama adalah membaca
dan menulis seperti yang tertera dalam Q.S. Al-Alaq. Selanjutnya yang kedua
adalah kita harus siap menjadi abdi Allah yang berjuang dengan ikhlas di jalan
Allah. Selain itu kita juga tidak boleh melupakan bahwa kapanpun dimanapun kita
harus tetap mohon pertolongan Allah karena semua kesulitan dan kemudahan
datangnya adalah dariNya termasuk dalam menuntut ilmu.(ziz/moe)