EEPIS Online, SURABAYA – Persaingan masuk politeknik
bukan hal mudah bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mereka
harus bersaing dengan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dinilai
lebih andal mengerjakan soal-soal teoritis Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).



Menurut Direktur Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS) Titon
Dutono, dari total 510 daya tampung PENS, sekitar 90 persen diisi oleh
lulusan SMA. "Lulusan SMK kalah bersaing dalam tes, terutama matematika
dan fisika." tutur Titon kemarin.

Secara pribadi, Titon
menyayangkan hal tersebut. Sebab, kemampuan siswa SMK sebenarnya tak
bisa dipandang sebelah mata. Menurut Titon, mahasiswa PENS yang lulusan
SMK dapat mengerjakan tugas praktik dengan sangat baik. Alumni SMK mulai
terlihat andal saat menginjak semester tiga atau pada perkuliahan tahun
kedua. Kemampuan praktik yang sudah terasah sejak duduk di bangku SMK
terlihat.
"Tapi untuk tes masuk, kami memang harus menggunakan
standar yang ada. Yakni bahasa Inggris, Indonesia, fisika, dan
matematika," katanya. Saat ini PENS-ITS sedang memikirkan bagaimana
cara agar alumni SMK juga terakomodasi secara maksimal.

Tahun
ini PENS-ITS memberikan sekitar 50 kursinya untuk alumni SMK tanpa tes
alias jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). PENS-ITS menyaring
para siswa SMK yang memiliki nilai tinggi. Titon menegaskan bahwa usaha
itu akan terus dikembangkan pada tahun-tahun mendatang. Apalagi melihat
agenda pemerintah yang bakal melipat gandakan jumlah SMK. (ara)

wpChatIcon
EnglishIndonesian