Source : Jawapos, Senin 2 Juli 2007

"elin1.jpg"YUSUF
Efendi, mahasiswa elektro industri Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PENS-ITS), tak gamang
dengan nasibnya. Dia yakin memiliki banyak pilihan setelah lulus nanti.
Salah satu yang pasti adalah menjadi pengajar Diploma-3. "Banyak senior
yang menjadi dosen," kata mahasiswa semester delapan yang kini tengah
sibuk menggarap tugas akhir itu.

Apa yang dikatakan Yusuf
memang tak salah. Pilihan profesi dosen memang bisa menjadi salah satu
opsi lain yang banyak dipertimbangkan alumni perguruan tinggi. Mereka
yang alumni D-3 dan ingin mengajar D-3 mau tak mau harus menimba ilmu
lagi pada jenjang D-4.

Menurut Titon Dutono, direktur PENS-ITS,
tak sedikit mahasiswanya yang sempat mengajar di D-3 lantas berkuliah
lagi pada D-4 agar memenuhi persyaratan. Oleh sebab itu, pada awal
dibuka D-4, kebanyakan mahasiswanya adalah lintas jalur dari D-3.

Mereka
yang sudah bergelar sarjana sains terapan (SST) dapat langsung mengajar
di berbagai politeknik. Mereka yang setelah lulus D-4 ingin melanjutkan
studi pun tak masalah. Mereka bebas mengambil S-2 dan lantas S-3.
"Banyak dosen di PENS yang alumni sendiri. Banyak dari mereka yang
mengambil master di luar negeri," katanya.

Peluang menjadi dosen
dan kebebasan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi itulah
yang mungkin membuat lulusan SMA semakin banyak yang tertarik masuk
D-4. Pada awal mula didirikan D-4, peminatnya masih sedikit. Dibanding
D-3, ramal Titon, mungkin sekitar 30:70. Tapi kini, jumlah itu berbalik
menjadi 70:30 untuk D-4.

Dengan bekal banyaknya ilmu praktik,
alumni juga dipercaya dapat membuka usaha sendiri saat lulus. Titon
mengatakan, dengan bekal tersebut banyak mahasiswanya yang sukses
berwirausaha. Terutama usaha yang bergerak dibidang teknologi informasi
(TI). (ara)

wpChatIcon
EnglishIndonesian