EEPIS Online, Robot pemenang KRI 2007, G-Rush, tadi malam (selasa, red) telah diberangkatkan ke Vietnam sekitar pukul 22.00 WIB. Robot karya 5 mahasiswa PENS tersebut menjadi Duta Indonesia dalam ajang Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon di Hanoi, Vietnam. ABU Robocon sebenarnya baru akan digelar 26 Agustus. Tetapi, sesuai peraturan dari internasional, robot dari semua peserta yang mengikuti kontes akbar ini harus terlebih dahulu dikirim ke Vietnam sebulan sebelum pertandingan dimulai.
Tim G-Rush yang terdiri atas Pramudya Airlangga, Marsudi Handoyo, Firdaus Nurdian Syah, Andik Hermawanto, dan Ali Murtadlo beserta beberapa pembimbing dan karyawan mulai mempersiapkan pengepakan robotnya dalam kotak kayu besar berwarna biru dengan bendera Indonesia. Total robot yang mereka bawa sebanyak 5 robot yang terdiri 1 robot manual, 2 robot otomatis dan 2 robot blocker.
Mereka memang menambah satu robot blocker lagi dalam ajang internasional yang diikuti sekitar 20 negara itu. Blocker yang satu ini memang agak sedikit aneh dari blocker yang lain, robot tersebut mempunyai 2 buah lampu berkekuatan 200 watt yang berfungsi untuk mengacaukan sensor musuh. Jadi total berat robot G-Rush adalah 46 kilogram, yang notabene masih dalam kategori aman dari batas maksimal 50 kilogram.
Tim G – Rush mengaku optimis bisa masuk ke babak final. Selain strategi yang mereka miliki juga bertambah yaitu strategi "Defance" atau bertahan, mereka menambah kemampuan robot otomatis mereka yang tentunya jauh lebih hebat daripada waktu Kontes Robot kemarin.
Dua robot otomatis G-Rush juga tidak mau kalah dengan kemampuan fisiknya, robot tersebut juga terpasang masing-masing sebuah lampu sorot berkekuatan 200 watt. Lampu itu dipasang untuk mengacaukan sensor robot lawan ketika berada dalam arena. Sehingga setelah robot mereka kacau, G-Rush bisa leluasa menguasai pertandingan. Setelah didesain begitu cantik, kecepatan robot mereka juga sama sekali tidak berkurang.. Robot diprogram untuk berkonsentrasi pada pengambilan pearl atau mutiara yang bernilai 1, 2, dan 3 dan G-Rush sanggup membedakan mana pearl lawan dan mana pearl miliknya melalui sensor warna di bagian pemegang pearl.
Untuk mengetahui kekuatan lawan, tim telah melihat beberapa rekaman video babak penyisihan dan final kontes robot Vietnam 2007 lewat internet yang mereka download. Mereka mempelajari dengan seksama desain robot dan strategi lawan.
"Kami dan Teman – teman tim G-Rush optimis di Vietnam akan mampu masuk final, perkiraan itu sudah benar-benar melalui perhitungan dan prediksi terhadap lawan", Tutur Gigih Prabowo, salah satu dosen Elektro Industri.
Tetapi G-Rush juga harus waspada pada beberapa tim yang dirasa paling Unggul. Contohnya, Vietnam yang tahun lalu menjadi juara dan apalagi sekarang malah menjadi tuan rumah. Selain itu, Jepang dan China juga menjadi pertimbangan bagi Tim G-Rush yang mana menurut pengalaman tahun lalu mereka mempunyai robot blocker yang aneh-aneh dan tak tertandingi. (ziz)