Untitled Document

EEPIS Online, (15/05) Putaran kedua diadakan 1 jam lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan yaitu pukul 17.00. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebelum diadakan running tes ke-2 robot-robot harus ditimbang. Sejauh ini belum ada robot yang melebihi berat dan tinggi maksimal dari peraturan KRI. Berat maksimal yang diperbolehkan tidak lebih dari 50 kg dan tinggi 150 cm. “Robot terberat adalah kurang lebih 37 kg yaitu robot BOLOKULOWO dari ITS. Untuk tinggi semua robot lolos dari tinggi maksimal yang ditentukan.” Terang panitia KRI 2009. Yang berbeda kali ini yaitu diadakan uji kemiringan pada robot otomatis traveler (robot kecil), robot di salah satu sisi harus bisa meluncur. Ini untuk menghindari adanya kecurangan dengan cara mengunci robot supaya saat digendong tidak dapat bergerak.


Dibandingkan dengan running tes pertama yang  masih banyak
mengalami kendala, kali ini rata-rata seluruh robot mengalami 
peningkatan. Robot disimulasikan bertanding dengan lawan seperti pada
saat  pertandingan. Beberapa robot ada yang melanggar rule
lapangan sehingga harus mengulang start robotnya kembali  seperti
ITAT-SU, PEAK_COOL, dan beberapa lainnya. Zhafarul Zero Hepta sempat 
terjatuh pada saat mendaki gunung lapangan dan harus retry dari zone I.
INS_TINK terjatuh dan robot  otomatis depan mengeluarkan asap,
akibatnya gunung lapangan sisi merah tergores  dan perlu pembenahan
selama beberapa menit agar dapat digunakan kembali.
Untuk
KRCI, running tes diadakan 3 kali. Setelah  melalui running tes I, kali
ini robot-robot mungil tersebut melewati running  tes II dimana kedua
robot akan diadu dengan batas waktu seperti pertandingan  sesungguhnya 
 Sedangkan running tes III adalah uji coba  lapangan peserta secara
bergiliran tanpa pendaftaran diberi kesempatan untuk  mencoba lapangan
dalam waktu 5 menit.
Prof. Heri Mauridi salah satu
juri KRCI  mengungkapkan, “Ada beberapa robot dengan inovasi terbaru
meskipun belum  berhasil menyelesaikan tugas.”. Namun robot apakah itu,
masih belum bisa  dikatakan sekarang.
Mengejutkan,
karena Running tes KRI ditambah sehingga menjadi tiga kali  running
tes. Running tes terakhir lebih memberi kebebasan kepada peserta untuk 
mencoba lapangan. Peserta diharapkan dapat meminimalisir terjadinya
eror saat  pertandingan besok.

Prof. Heri Mauridi
salah satu juri KRCI  mengungkapkan, “Ada beberapa robot dengan inovasi
terbaru meskipun belum  berhasil menyelesaikan tugas.”. Namun robot
apakah itu, masih belum bisa  dikatakan sekarang.

 "kri1_copy"

wpChatIcon
EnglishIndonesian