EEPIS Online. Perhelatan besar di dunia robotika
kembali digelar. Peserta yang telah dinyatakan lolos oleh juri pada regional 1,
2, 3 dan 4 kembali beradu ketangkasan robot di arena KRI dan KRCI pada Jumat,
12 Juni 2009. Robot dari masing-masing institusi  akan melakukan running test atau pemanasan untuk mengecek ketangkasan dari masing
masing robot otomatis, manual, dan robot traveler.
Kontes robot tingkat nasional ini terlihat berbeda dengan kontes robot tingkat
regional karena untuk pertama kalinya akan diperkenalkan pertandingan baru yaitu
Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) dimana pada kontes ini akan dilombakan
perancangan dan pembuatan robot yang disertai dengan unsur-unsur seni dan
budaya Indonesia.

 


"IMG_0879"Tema dari Kontes Robot Indonesia kali ini adalah Bersama Kita Bisa Meraih Kemenangan, sedangkan tema untuk KRCI
hampir sama dengan tema KRCI tahun lalu yaitu Robot Cerdas Pemadam Api. Tahun ini pun untuk pertama kalinya KRCI
akan melombakan divisi Expert Battle yang mempunyai misi untuk menyelamatkan
boneka dan mematikan lilin-lilin yang tersebar di berbagai kamar dalam hitungan
waktu tertentu. Keunikan lain dari kontes robot kali ini baik itu dari KRI,
KRCI, KRSI, seluruh peserta dari penjuru Indonesia ikut berpartisipasi dalam
ajang besar ini. Terbukti Universitas paling timur di Indonesia mengikuti
divisi KRCI Senior Beroda yaitu dari Politeknik Katolik Saint Paul Sorong.

Tepat setelah sholat jumat, running
test
pertama KRI dimulai. Sifat dari running
test
ini adalah mode bebas dimana untuk tiap kali pertandingan ada 2 tim
yang bertanding, dan tidak ada penilaian. Selama pemanasan ini, masing-masing
tim yang beradu tampaknya masih malu menampilkan ‘senjata’ dari robotnya.
Selain itu, ada tim yang berhasil menabuh bedug dengan sukses, namun ada juga
yang gagal, karena robot travelernya
kurang maksimal membaca sensor garis menju bedug. Kendala lain misalnya, saat
menabuh bedug, tongkat penabuh kurang maksimal, dimana jarak menabuh antara
bedug kesatu, kedua dan ketiga tidak sinkron. Ada juga yang sudut antara
tongkat dan penabuhnya kurang presisi, sehingga tidak heran jika ada beberapa
tim yang berkali-kali gagal menabuh ketiga bedug. Kasus lain yang muncul adalah
ketika tim mencoba berkali-kali melewati chek point pertama. Adanya sedikit
paksaan untuk robot traveler, sehingga
komponennya ada yang terbakar.

Untuk Running test pertama KRCI, juri di buat gemas oleh peserta. Karena
banyak peserta tidak mengindahkan perintah juri untuk mencoba arena KRCI di
masing-masing divisi. Pada running test ini modenya bebas, dengan 2 tim tiap
kali pertandingan, dan tidak ada penilaian sehingga sifatnya tidak wajib.
Terlihat inovasi-inovasi baru pada tiap-tiap divisi KRCI dari masing-masing
tim, terutama untuk divisi expert battle, dimana robot akan beradu menyelamtkan
bayi, dan memadamkan lilin, dan yang terpenting mengembalikan bayi tadi ke home. Untuk running test kedua akan
dilaksanakan setelah running test pertama KRSI. Pada running test kedua
berikutnya, juri berharap peserta dapat memperbaiki kesalahan dari running test
pertama.(fna/ hum)

wpChatIcon
EnglishIndonesian