Seleksi line tracer sendiri merupakan salah satu tahap seleksi dari serangkaian seleksi yang diadakan oleh panitia dalam rangka menjaring mahasiswa yang akan menjadi tim robotika pens dalam Abu Robocon 2011 di Thailand.
Seleksi line tracer ini merupakan seleksi tahap kedua, sebelumnya peserta diwajibkan mengikuti tes tulis yang diselenggarakan pada tanggal 18 november kemarin, setelah itu peserta akan menjalani serangkaian tes lanjutan seperti tes programming dan pengumpulan proposal 23 november ,hingga pada tahap terakhir, yaitu tes wawancara 24-25 november.
Disela-sela penilaian Fernando Ardila selaku dosen pembimbing seleksi line tracer ini menjelaskan bahwa seleksi ini tidak menggunakan sistem gugur,”Setiap peserta akan mengalami proses seleksi alam dengan sendirinya, niat/bakat peserta akan terlihat pada saat tes wawancara, karena dalam tes wawancara peserta akan mempresentasikan karya mereka masing-masing dihadapan para juri” tutur Fernando Ardila selaku panitia pelaksana seleksi kegiatan ini.
Dalam kegiatan seleksi tim robot tahun ini pesertanya lebih sedikit daripada tahun lalu, hal ini dikarenakan pihak panitia menetapkan standar yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yaitu dengan menggunakan mikrokontroler untuk line tracer, sementara tahun lalu hanya menggunakan line tracer jenis analog.”tahun lalu tercatat sekitar 200 peserta yang mendaftar, sedangkan tahun ini hanya berkisar 90 orang peserta”, tutur Fernando. Lebih lanjut Fernando juga menjelaskan bahwa penambahan tingkat kesuliatan seleksi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari peserta, agar peserta yang terpilih nanti dapat memiliki kualitas yang lebih, sehingga ketika mewakili PENS-ITS diajang kontes robot tahun depan lebih maksimal dan lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya.
Dalam seleksi line tracer kemarin, robot buatan Rodik Wahyu Indrawan mahasiswa kelas 1 LJ ELKA B berhasil memukau perhatian penonton, robot buatan Rodik ini terbilang cepat dan dapat berjalan mulus dilintasan dan dapat berhenti di garis finish dengan tepat. Rodik mengaku ini adalah kali kedua ia mengikuti seleksi tim robotika, tahun kemarin ia menjadi salah satu mahasiswa yang mewakili PENS-ITS dalam KRCI,dan berhasil menyabet Juara 1 JATIM dan Juara 2 Nasional.
Rodik dapat menyelesaikan robotnya hanya dalam waktu 1 bulan dengan biaya Rp.500.000,-. Ia mengaku untuk trobleshoting sendiri ia rela 3 hari tidak tidur hanya untuk menyempurnakan robotnya, namun ia senang melakukan ini karena itu merupakan hobinya. “Untuk meminimalisir harga, saya menggunakan mekanik motor mainan bekas, jadi lebih murah, semoga untuk tahun depan tim robot PENS-ITS dapat meraih kemenangan dan go international”,ungkap Rodik dengan tersenyum.(rar)