EEPIS Online, Tahun ini event akbar The Industrial Electronics Seminar (IES) digelar untuk yang ke 12 kalinya. Rabu kemarin (3/11), di teater PENS ITS Surabaya IES resmi dibuka oleh program chairs of IES Bapak Rusminto. Acara yang disponsori oleh IEEE, JICA, ITS, IEEI ini diikuti oleh 70 peserta dari universitas terkemuka dalam dan luar negeri seperti ITS, UI, UGM, ITB, IPB, EEPIS, POLBAN, BPPT/DEPKOMINFO, tidak hanya itu para peserta dari universitas luar negeri pun turut serta dalam memeriahkan acara ini, seperti dari UTM Malaysia, Osaka U, Kumamoto dari Jepang, Prine Sokla dari Thailand dan Della Salle dari Filiphina. Tema IES tahun 2010 ini adalah “Communication and information superiority and their application”.
Dalam pidatonya Indra aji selaku general chief of IES berharap acara ini dapat dijadikan tempat para
peneliti untuk mempresentasikan hasil karyanya, dan mendiskusikannya
dengan peneliti lain serta dapat menjalin hubungan baik antar peneliti
nasional maupun Internasional.
Acara yang dimoderatori oleh Bapak Tri Budi, S.T, M.T, ini tampak menyedot
antusiasme peserta IES dan mahasiswa. Selain itu, juga tampak para peserta diantaranya, pihak manajemen,
dan mahasiswa memenuhi teater. Inti acara diawali dengan presentasi dari
direktur postel dari Depkominfo Titon dutono, selaku keynote speaker
menyampaikan bahasan tentang Kesiapan infrastruktur Indonesia menuju era
konvergensi telekomunikasi. Disana juga dibahas pentingnya
infrastruktur dan regulasi telekomunikasi bagi industri telekomunikasi
diIndonesia. “Dengan regulasi yang benar serta didukung dengan niat kita
pasti bias mengatur negara ini” ungkap Dr. Titon Dutono, M.Eng. Harap beliau, pada tahun
2012 mendatang 50 persen penduduk dunia harus mempunyai akses internet.
Berpacu pada hal itu, Dirjen Postel akan merencanakan beberapa program
(dengan bantuan dana dari USO dan ICT Fund) demi memperluas
keterjangkauan akses telekomunikasi di Indonesia, beberapa diantaranya
adalah pada tahun 2011 mendatang ditargetkan 31.824 desa dapat
tersambung dengan jaringan telepon dasar dengan cara membangun wartel
disetiap desa di Indonesia. Program lainya adalah program 5748 ibukota
kecamatan terpasang layanan internet dengan cara membangun warnet
minimal dengan 5 komputer client dan 1 komputer server, dan masih banyak
program lainya seperti palapa-ring dan wimax.
Dalam menutup presentasinya beliau menyimpulkan bahwa konvergensi
menuntut kemampuan teknologi dan ketersediaan infrastruktur untuk
merangsang tumbuhnya inovasi, kemudian semua pihak harus tetap
bertanggung jawab terhadap pemenuhan infrastruktur.
Acara pembukaan IES ke-12 ini ditutup dengan sesi tanya jawab peserta. Kemudian dilanjutkan
dengan presentasi makalah dari masing-masing peserta di masing-masing
ruangan yang sudah ditentukan. (rar/sui)
peneliti untuk mempresentasikan hasil karyanya, dan mendiskusikannya
dengan peneliti lain serta dapat menjalin hubungan baik antar peneliti
nasional maupun Internasional.
Acara yang dimoderatori oleh Bapak Tri Budi, S.T, M.T, ini tampak menyedot
antusiasme peserta IES dan mahasiswa. Selain itu, juga tampak para peserta diantaranya, pihak manajemen,
dan mahasiswa memenuhi teater. Inti acara diawali dengan presentasi dari
direktur postel dari Depkominfo Titon dutono, selaku keynote speaker
menyampaikan bahasan tentang Kesiapan infrastruktur Indonesia menuju era
konvergensi telekomunikasi. Disana juga dibahas pentingnya
infrastruktur dan regulasi telekomunikasi bagi industri telekomunikasi
diIndonesia. “Dengan regulasi yang benar serta didukung dengan niat kita
pasti bias mengatur negara ini” ungkap Dr. Titon Dutono, M.Eng. Harap beliau, pada tahun
2012 mendatang 50 persen penduduk dunia harus mempunyai akses internet.
Berpacu pada hal itu, Dirjen Postel akan merencanakan beberapa program
(dengan bantuan dana dari USO dan ICT Fund) demi memperluas
keterjangkauan akses telekomunikasi di Indonesia, beberapa diantaranya
adalah pada tahun 2011 mendatang ditargetkan 31.824 desa dapat
tersambung dengan jaringan telepon dasar dengan cara membangun wartel
disetiap desa di Indonesia. Program lainya adalah program 5748 ibukota
kecamatan terpasang layanan internet dengan cara membangun warnet
minimal dengan 5 komputer client dan 1 komputer server, dan masih banyak
program lainya seperti palapa-ring dan wimax.
Dalam menutup presentasinya beliau menyimpulkan bahwa konvergensi
menuntut kemampuan teknologi dan ketersediaan infrastruktur untuk
merangsang tumbuhnya inovasi, kemudian semua pihak harus tetap
bertanggung jawab terhadap pemenuhan infrastruktur.
Acara pembukaan IES ke-12 ini ditutup dengan sesi tanya jawab peserta. Kemudian dilanjutkan
dengan presentasi makalah dari masing-masing peserta di masing-masing
ruangan yang sudah ditentukan. (rar/sui)