EEPIS Online, Senin (26/05), pukul
11.30 Menkominfo Prof Dr
Muhammad Nuh DEA berkunjung lagi ke kampus PENS (Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya), tetapi kali ini beliau tidak membahas masalah
robot lagi, melainkan sosialisasi tentang "Kebijakan Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dan
Dampak pada Ekonomi, Sosial, dan APBN".
Sebagai Menteri Komunikasi
dan Informasi, sudah menjadi tugas dari Pak Nuh untuk mensosialisasikan ini
kepada masyarakat. PENS menjadi salah
satu sasaran sosialisasi, karena mewakili masyarakat yang berpendidikan dan
diharapakan kita bisa melancarkan program ini, beliau juga mengatakan, "Saya
tidak akan didemo kalau sosialisasi ke PENS, karena mahasiswa yang cerdas, tidak akan melakukan demo."
Sosialisasi yang
bertempat di gedung teater PENS, dihadiri oleh dosen, karyawan, dan perwakilan
mahasiswa. Beliau menjelaskan tentang latarbelakang mengapa pemerintah
menaikkan harga BBM, dan kebijakan yang pemerintah ambil setelah kenaikan BBM. Beberapa
alasan pemerintah tersebut adalah terjadinya kenaikan harga minyak dunia tiap
tahun, terjadinya anomali mata uang rupiah dibanding mata uang lainnya, dan
dampak APBN 2008 tanpa perubahan. Ditegaskan oleh Pak Nuh bahwa kenaikan harga BBM tersebut bukan untuk
menambah masalah ekonomi Indonesia, tetapi
justru untuk membantu menyelamatkan peningkatan angka
kemiskinan, sedangkan subsidi
BBM yang ada selama ini, sekitar 40 persennya lebih banyak
dinikmati oleh orang kaya daripada orang miskin.
Dengan adanya kenaikan harga BBM jelas
akan berpengaruh pada kenaikan harga barang kebutuhan yang lain dan itu pasti
terjadi. Tetapi pemerintah juga telah menurunkan tarif telepon agar membantu
meringankan beban masyarakat, bahkan penurunannya sampai 30 %. Pak Nuh juga
sedikit membocorkan bahwa kemungkinan bulan Juli mendatang pemerintah akan
melakukan penurunan terhadap tarif internet.
Beberapa program yang dilakukan
pemerintah atas kebijakan ini adalah adanya BLT (Bantuan Langsung Tunai), BOS
(Bantuan Operasional Sekolah), Raskin (Beras Miskin), KUR (Kredit Usaha Rakyat)
yaitu pemberian modal tanpa agunan bagi para pengusaha dan pedagang kecil.
Pak Nuh membantah anggapan masyarakat
selama ini, bahwa program BLT hanya akan menjadikan masyarakat miskin malas. Dikatakan, "Program BLT yang diberikan pemerintah kepada rumah
tangga tidak akan menjadikan masyarakat pemalas. Bantuan ini diberikan
pemerintah justru untuk mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat
akibat dampak kenaikan BBM."
dan listrik bisa lebih tinggi dari penerimaan negara yang didapat, hal ini berakibat
bahwa pemerintah harus memotong anggaran lain untuk menjaga agar APBN stabil.
Jika tidak, kepercayaan pemodal terhadap perekonomian Indonesia akan menurun. "Dan itu jelas akan menyebabkan pula pertumbuhan ekonomi melemah, banyak PHK,
kemiskinan serta pengangguran akan semakin tinggi," jelas beliau.(Phie_)