Source : Jawapos, Edisi Jumat, 3 Agustus 2007
Tugas Akhir Mahasiswa PENS-ITS
Tengok saja karya Muhammad Fatoni A. dan Rudy Cahyadi. Dua mahasiswa diploma IV teknologi informasi itu membikin porn image filter gambar tidak seronok. Selama ini, kata Fatoni, warung internet atau aplikasi di perkantoran serta rumah tangga hanya mampu mencekal nama-nama situs yang berbau porno. "Padahal, nama situs yang tak berbau porno yang menampilkan gambar-gambar tidak seronok masih sering lolos," katanya.
Demi proyek tersebut, Fatoni harus bergelut dengan gambar-gambar porno selama enam bulan. Mereka membikin program saringan gambar tidak senonoh. Cara kerjanya mudah. Pengguna tinggal memasukkan program porn image filter dalam prosesor. Setelah pengguna mengunduh berbagai gambar di internet, data itu akan diproses. Selanjutnya, program akan "memasak" gambar.
Apabila gambar memuat objek-objek alat genital dan (maaf) payudara, program akan langsung mengeblok bagian-bagian tersebut. "Akan kami kembangkan lagi, sehingga objek blok bisa lebih banyak. Misalnya, paha atau perut," ujar mahasiswa semester delapan itu. Program pun tak bakal salah memproses karena sudah dilengkapi pendeteksi kulit dan tekstur.
Karya lain yang juga aplikatif dibuat duet Andi Hermansyah dan Adi Cahyo Putro. Mereka merancang train monitoring system. Masyarakat tinggal mengirimkan pesan pendek (SMS) ke server yang telah dirancang untuk mengetahui posisi kereta api. Train monitoring system juga bisa digunakan oleh perusahaan kereta api untuk memantau pergerakan kereta.
Sejauh ini, mereka telah berhasil mengujicobakan programnya untuk Kereta Api Sancaka dengan jarak operasi Stasiun Gubeng-Porong. "Teknis kerjanya, di kereta api dipasang GPS receiver," ungkap Adi.
GPS receiver itulah yang mengabarkan posisi kereta api. Kini, masyarakat tak perlu waswas lagi selepas mengantar sanak atau kawan bepergian menggunakan kereta api. "Semua bisa dimonitor," tegasnya.
Dari beragam TA itu, ada satu karya yang tak kalah menarik. Yakni, Sistem Kendali Gerak Badan yang diciptakan Tofan Indra Permana dan Nizar Wahyu Anggara. Meski teknologi serupa telah jamak dilihat, terutama di Jepang, harganya masih selangit. Dengan teknologi tersebut, para penggemar game fighter pada PlayStation (PS) bisa menghajar langsung sang lawan. Pukulan pemakai PS akan membikin lawan babak belur. "Jadi, PS bukan lagi sekadar olahraga jempol, tapi semua anggota tubuh," jelas Anggara.
Bagaimana cara kerjanya? Mudah, hanya dibutuhkan televisi (untuk menampilkan PS), komputer (menjalankan program), dan web camera. Pengguna harus tersorot kamera untuk bisa bertarung. Lawan akan muncul di layar televisi layaknya bermain PS. Setelah memilih karakter dan memencet tombol start, lawan dan pengguna (dengan pilihan karakter di komputer) bisa langsung bertarung.
Terdapat 11 gerakan yang mampu dibaca kamera. Di antaranya, maju, mundur, tendang, hingga melompat. Permainan PS menggunakan sistem kendali gerak itu sangat bergantung pada kecepatan kerja komputer. Jika komputer lambat, gerakan pengguna juga bakal lambat. Karena itu, jangan heran jika nanti dihajar habis-habisan oleh lawan. (ara)