EEPIS-Online, Dari 14 proposal yang disetujui oleh DIKTI untuk bidang PKM-T (Program Kreatifitas Mahasiswa Teknologi dan Rekayasa), PENS hanya mampu meloloskan satu tim ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Tim mahasiswa tersebut terdiri dari M. Firmansyah, M. Masru, Oxi Purbaya dan Anang Priyono. Kelompok yang mendapat bimbingan dari Ir. Era Purwanto, M.Eng, Indhana Sudiharto, ST. MT dan Endro Wahjono S.ST merupakan mahasiswa tingkat akhir yang duduk di kelas 3 D3  Elin B kecuali Anang yang masih duduk di kelas 2 D3 Elin A.


Tim
tersebut berhak mengikuti PIMNAS XXII 2009 yang akan diselenggarakan di
Universitas Brawijaya,
Malang
(21-25/08). PIMNAS kali ini mengusung tema “Mengukir Prestasi Untuk Meningkatkan Daya Saing
Bangsa Guna Membangun Negeri”."oke"

Teknologi
yang ditawarkan oleh tim dengan ketua Firman ini berjudul “Intelegen Regulator Kompor Gas
Elpiji”
sekaligus merupakan tugas akhir Firman dan Masru. Seringnya
terjadi
ledakan akibat kebocoran gas elpiji pada masyarakat, menjadi latar
belakang Firman membuat alat tersebut. Memang alat pendeteksi kebocoran gas
telah banyak beredar di masyarakat, alat ini
merupakan pengembangan dari alat
yang telah ada. Sebagian besar alat pendeteksi kebocoran gas memasang solenoid valve
pada pipa regulator. Hal ini memungkinkan masih ada gas yang bocor pada tabung.
Untuk itu, mereka meletakkan solenoid valve bukan pada pipa regulator tapi pada
katub yang langsung terhubung dengan tabung. Ini dilakukan karena berat jenis
gas lebih ringan daripada udara, sehingga gas selalu bergerak ke bawah. Apabila
ada gas yang bocor, gas ini akan terdeteksi oleh sensor. Sensor yang terhubung
dengan modul inilah yang mampu menyebabkan solenoid valve bekerja. Dengan
mikrokontroller sebagai basis pada modul, gas tersebut di ubah menjadi
tegangan. Akibatnya plunjer akan bergerak kebawah sehingga plugnya menutup
lubang
pada Port dan
menghalangi gas yang melewati valve.

"okeelpiji"

Penempatan
solenoid valve pada katub inilah yang menjadi nilai plus alat tersebut. Untuk lebih menunjang kinerja alat, mereka melakukan observasi ke PERTAMINA
yang berada di daerah Rungkut,
Surabaya. Melalui
percobaan berulang kali, akhirnya alat ini mampu mendeteksi kebocoran gas
secara tepat.

Ketika
di tanya mengenai persiapan menjelang lomba nanti, “Untuk alat kami telah siap,
namun poster masih dalam proses pembuatan, kami masih mempersiapkan sidang TA
yang akan dilaksanakan pada tanggal 21 bertepatan dengan hari pertama PIMNAS”
ungkap Masru.

Masru
juga memberi pesan terhadap mahasiswa PENS yang ingin mengikuti PIMNAS
selanjutnya agar berusaha membuat alat yang sederhana, mudah diaplikasikan dan
bermanfaat bagi masyarakat menengah kebawah. Senada dengan Masru, Firman pun
mengungkapkan hal yang sama. ”Untuk memunculkan ide kreatif kita harus peka
terhadap kondisi masyarakat” tambahnya.(dha/nnd)

wpChatIcon
EnglishIndonesian