"hadiah"EEPIS Online, 2 Bulan ini bisa disebut sebagai bulan proker (program kerja) bagi seluruh ormawa di PENS ITS. Terlihat bukan saja setiap akhir pekan, bahkan setiap hari selalu ada aktifitas mahasiswa PENS selepas kuliah sedang mengadakan sebuah event – event tertentu. Padaha­l jika dilihat dari kesibukan kuliah setiap harinya, hampir tidak ada waktu luang yang tersisa bagi para aktivis-aktivis PENS tersebut


Dan kini Sabtu (17/11) giliran Departemen media dan informasi BEM PENS menghelat sebuah pelatihan yang berhubungan dengan dunia jurnalist yang bertajuk "Taklukan dunia dengan Pena". Acara yang digelar selama 2 hari tersebut diikuti oleh sekitar 60 lebih peserta dari berbagai jurusan dan universitas di Surabaya.

Dipandu oleh Tri Marta, SSi salah seorang reporter Suara Surabaya, Peserta banyak dijelaskan mengenai berbagai macam karakteristik tulisan, macam-macam jenis tulisan, dan etika-etika jurnalistik. Dalam sesi I beliau mengungkapkan bahwa "The powerful pen is Yours". Ungkapan tersebut mengandung makna bahwa dengan pena, kita bisa membuka pikiran kita, pikiran orang lain bahkan bisa melakukan tindakan provokatif ke seluruh umat manusia jika kita mau melakukannya.

Tetapi ungkapan tersebut membuat ragu salah seorang peserta workshop. "Apakah hanya dengan pena saja untuk bisa menaklukan dunia dengan tulisan, kalau pakai ketik gimana, apakah juga masih bisa untuk menaklukan dunia? ", ungkap Aziz yang membuat tawa riuh seluruh peserta pelatihan. Lalu Marta menjelaskan," Memang saat ini kita sudah praktis jika menggunakan komputer, tetapi asal muasal kita menulis kan juga memakai pena, jadi ungkapan tersebut akan lebih bermakna jika memakai kata pena untuk meyimbolkan sebuah kekuatan tulisan".

Dalam pelatihan tersebut peserta tidak hanya duduk dan mendengarkan pemateri memberikan ulasan, tetapi mereka mendapatkan workshop untuk berlatih bagaimana mendapatkan sebuah berita dari seorang narasumber dengan media wawancara. Sebagai media simulasi, Marta dan peserta sepakat untuk membuat forum jumpa pers yang mana materi yang dibahas adalah BHMN dengan marta berperan sebagai pengamat pendidikan dan peserta adalah para wartawan dari berbagai macam media di Indonesia. Jumpa Pers tersebut hampir mirip dengan jumpa pers layaknya di media sehingga peserta merasakan kepuasan ketika mereka berperan sebagai seorang wartawan.

Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya mendapatkan ilmu jurnalist saja, Tetapi esoknya pada jam yang sama mereka akan menerima materi fotografi dari Yuyung Abdi, fotografer senior Jawa Pos. Hal ini disebabkan karena ilmu jurnalist memang secara tidak langsung tidak dapat dipisahkan dari ilmu fotografi.

Yuyung Abdi mengatakan bahwa sebuah foto mempunyai bahasa berita lain daripada yang lain. Bahasa fotografi akan lebih menyentuh para pembaca karena disitu akan terpampang secara langsung misalnya kepala mahasiswa yang berdarah-darah sewaktu bentrok dengan petugas keamanan atau foto ketika gunung kelud meletus dan mengeluarkan isi perutnya. Dan peristiwa itu hanya sekali saja terjadi dan akan sangat berarti jika semua peristiwa penting tersebut terekam dalam kamera foto.

"kaki"Dalam materinya Yuyung juga tidak mau kalah dengan materi-materi sebelumnya. Setelah diberi beberapa teknik serta trik-trik memotret Yuyung membuat workshop yang mirip dengan lomba. Dalam workshop tersebut peserta diijinka untuk mencari sebuah obyek yang akan difoto. Dan hasilnya nanti akan dibandingkan dengan peserta lain oleh Yuyung selaku juri dalam workshop sekaligus lomba tersebut.

Pesertapun juga sangat bersemangat terbukti dengan banyaknya gaya fotografi yang mereka gunakan, bahkan ada salah seorang peserta yang rela melompat berulang kali dengan tujuan hanya ingin mengambil moment saat dia terbang. Dan dari hasil penilaian Fotografer handal Jawapos terebut ada 2 foto yang masuk nominasi. Penilaian beliau berdasarkan banyak segi antara lain segi pencahayaan, angle, fokus, pola, serta makna yang timbul dari gambar tersebut. "tangga"

2 peserta yang lolos tadi mendapatkan doorprize berupa sebuah buku kumpulan foto karya Yuyung Abdi yang berjudul "Lensa Manusia". Dan dalam sesi pertanyaa, pengarang buku kumpulan foto "Sex for Sale" tersebut juga menjanjikan hadiah lagi kepada peserta berupa buku terbarunya "Sex For Sale Potret Faktual Prostitusi 27 Kota Di Indonesia".(ziz)

wpChatIcon
EnglishIndonesian