EEPIS-Online,Kamis kemarin(10/1) bertempat di Gedung Teater PENS-ITS diadakan seminar "Prospek Kendali Wahana tanpa Awak" dengan keynote speaker Prof. Dr. Ir. Muljowidodo selaku kepala lab otomasi dan robotika Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB dan Bapak Syaiful Irwan dari KEMENRISTEK Indonesia. Seminar yang dimoderatori oleh Bapak Endra Pitowarno selaku kajur Teknik Mekatronika PENS-ITS ini dihadiri sekitar 100 orang peserta yang terdiri dari dosen,mahasiswa serta karyawan dari PENS-ITS dan ITS. Turut hadir pula Direktur PENS-ITS Ir Dadet Pramadihanto, M.Eng, Phd beserta Assdir I,II,III dan IV dalam seminar ini.
Seminar kali ini merupakan lanjutan dari seminar nano satelit yang pernah diadakan oleh PENS-ITS tahun lalu(19/10/2010). Seminar ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada para para peserta yang berasal dari PENS dan ITS tentang perkembangan teknologi nano satelit dan teknologi tanpa awak dibidang hankam. Diharapkan kedepanya para dosen dan mahasiwa dapat mengembangkan atau bahkan dapat membuat sendiri teknologi canggih tsb, karena PENS dan ITS dipercaya untuk mengembangkan teknologi dikawasan timur Indonesia.
Dalam presentasinya Prof.Dr.Ir. Muljowidodo menjelaskan materi tentang perkembangan robot pertahanan di dunia dan di Indonesia. Perkembangan teknologi robotika
dunia dalam bidang pertahanan sudah sangat canggih dan Indonesia sudah cukup jauh tertinggal dalam hal itu, ini terbukati dari Amerika yang sudah berhasil mengembangkan pesawat tempur Tomahawk cruise missile sejak tahun 1990,bahkan sekarang sudah diperbarui dengan rancangan cruise missile yang berbentuk siluman yang menyebabkan sulitnya roket tsb untuk dapat dideteksi baik saat peluncuran maupun saat penerbangannya. Selain itu Amerika dan Rusia saat ini juga mengembangkan roket jarak jauh balistik dan jelajah dengan system pendorong turbo jet.
Untuk saat ini teknologi dibidang hankam yang digunakan Indonesia masih menggunakan peralatan skala menengah yang masih tertinggal dengan negara maju seperti Amerika, Jepang, Rusia, Australia, Korea bahkan Malaysia. Suatu Negara akan kuat jika didukung dengan teknologi hankam yang maju dan canggih. “di masa depan perang sudah menggunakan teknologi tanpa awak seperti yang baru-baru ini dilakukan korea dengan membeli pesawat tempur tanpa awak F22
Hornet,”ujarnya. Beliau juga menambahkan bahwa dalam melakukan suatu research tidak hanya paper saja tetapi harus bisa dilihat hasilnya dan dapat diaplikasikan pada masyarakat luas.
Seminar dilanjutkan dengan penjelasan singkat dari KEMENRISTEK Indonesia yang diwakili oleh Bapak Syaiful Anwar.”Semoga seminar kali ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan dapat memberi gambaran serta dapat meningkatkan pengetahuan tentang teknologi hankam yang berkembang saat ini” ujarnya. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa KEMENRISTEK mendorong para peneliti dan akademisi untuk membuat penelitian yang hasil akhirnya dapat dipakai oleh masyarakat luas dan para akademisi. (rar)