EEPIS-Online, Jum at siang (16/03) Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Menristek RI) Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta,MS tiba di Gedung Robotika ITS. Beliau hadir sebagai salah satu pembicara di forum dialog bertemakan Pengembangan Kebutuhan SDM dan Iptek. Dalam kegiatan tersebut, beliau membahas beberapa isu-isu penting terkait dengan dunia penelitian dan teknologi di Indonesia. Dimulai dari tantangan isu krisis energi hingga pelaksanaan penelitian serta penerapan pada masyarakat di Indonesia.
"Saat ini masyarakat masih bangga akan produk luar negeri. Seharusnya kita bangga menggunakan hasil karya kita sendiri yang nantinya akan ikut meningkatkan kreativitas dan inovasi anak bangsa. " tutur Menristek membuka forum.
Di pasar global, sebenarnya untuk masalah inovasi Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hanya saja, Indonesia selalu kalah akibat nilai keekonomiannya tinggi. Kementrian Riset dan Teknologi memiliki fokus bahwa pondasi IPTEK mampu menjadi pondasi kebersaingan bangsa di kancah internasional.
Dalam dialog, beliau menjelaskan ada tiga unsur penting dalam kelangsungan penelitian di Indonesia. Unsur itu adalah ABG (Akademisi-Bussinessman-Government). Akademisi sebagai salah satu SDM yang selalu melaksanakan penelitian di bidang apa saja. Bussinessman sebagai sarana untuk penggunaan hasil penelitian dan senantiasa mendukung serta ikut melaksanakan penelitian. Pemerintah sebagai aspek yang menjembatani antara dunia penelitian dan industri.
Menjawab berbagai pertanyaan baik dari isu penerapan hasil penelitian, keterbatasan fasilitas penelitian, isu banyak aset emas Indonesia yang pindah ke luar negeri. Beliau menjelaskan upaya yang telah dilakukan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh Kementrian Riset dan Teknologi dalam memajukan dunia penelitian di Indonesia. Diantaranya pemberian dana penelitian, membuat peraturan pemerintah bagi kalangan Industri yang mendukung penelitian ataupun melakukannya diberikan potongan pajak, pemberian beasiswa, pemberian pelatihan, dan pembinaan hubungan dengan para peneliti di Indonesia.
Menanggapi kesulitan dalam perolehan fasilitas penelitian luar negeri akan pajak juga dijelaskan di kegiatan ini. Kemenristek dapat membantu mengeluarkan surat agar institusi dapat memperoleh alat penelitian tanpa pajak. Hal ini juga sebagai upaya Kemenristek untuk mengembangkan kebutuhan SDM dan IPTEK. "Mari kita sama-sama berjuang untuk meningkatkan penelitian yang berguna bagi bangsa dan tantangan di depan kita." tukas Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta,MS.
Dalam kegiatan ini, Menristek juga mengunjungi pameran hasil karya mahasiswa yang dipamerkan di acara tersebut. Salah satunya adalah karya Robosoccer milik PENS. Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta,MS sempat berdialog dengan mahasiswa pencipta Robosoccer milik PENS ini. Beliau bangga akan karya mahasiswa yang kesemuanya sangat inovatif.(ade/mel)