EEPIS-Online (21/09), Mungil namun ganas, julukan itulah yang patut disematkan untuk serangga kumbang Rove Beetle atau Tomcat. Serangga Tomcat belakangan menghebohkan masyarakat karena menyerang warga Surabaya. Tomcat mulai menyerbu Apartemen Pakuwon City dan mengganggu pelajar SD AL-Muttaqien jalan Memet no. 5 Kenjeran. Kini serangan serangga berbisa itu sudah merambah 14 lokasi di 9 kecamatan di wilayah Surabaya, dan PENS adalah salah satu kampus yang tercover di salah satu kecamatan yang terserang.

"483161_3109484014375_1182583722_32503021_1567458222_n.jpg"Di beberapa wilayah Indonesia, serangga Tomcat sering kali disebut semut kanai atau semut kayap. Menurut Badan Penelitian Insekta Indonesia, kumbang ini sejatinya merupakan spesies kumbang Paederus Fuscipes. Kumbang berukuran panjang 1 cm ini tidak menyengat atau menggigit. Cairan hemolimf yang terdapat di dalam badan (kecuali sayap) kumbang ini mengandungi racun sentuhan hewan yang paling berbisa di dunia. Toksin ini dikenali sebagai aederin (C24H43O9N). Cairan ini disinyalir 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra.

Sejak awalnya diberitakan di salah satu jejaring sosial, kumbang yang mirip resistor ini langsung menjadi topik pembicaraan hangat oleh civitas akademika PENS. Bagaimana tidak, efek yang ditimbulkan serangga ini jika menyentuh kulit manusia tidak main-main. Bagi siapapun yang berkontak fisik dengan Tomcat, maka kulitnya akan mengalami luka mirip dengan luka bakar, mirip dengan herpes.

Tomcat sudah menimbulkan sejumlah korban di PENS. Arif Bagus Firmanda, salah satu Mahasiswa Teknik Telekomunikasi misalnya, ia mengaku terserang Tomcat saat ia sedang beraktivitas di kampus. Awalnya, Arif tidak tahu menahu mengenai Tomcat dan ia berfikir bahwa ia saat itu memang terkena gigitan semut saja. Namun lama-kelamaan, bagian kulit yang bersentuhan dengan Tomcat mulai melepuh dan menyerupai luka bakar. "Rasanya gatal dan perih sekali," ungkap Arif.

Dalam jangka waktu dekat ini, diperkirakan Tomcat masih akan sering berkeliaran di PENS. Untuk itu, dihimbau kepada seluruh warga PENS agar lebih menjaga kebersihan pada dirinya sendiri maupun lingkungan disekitarnya. Jika memang sudah terinfeksi, penanganan pertama adalah segera membersihkan daerah terinfeksi dengan air sabun. Presiden BEM PENS, Nanang Kurniawan merekomendasikan penggunaan krim hydrocortisone 1% atau krim betametasone dan antibiotik neomycin sulfat sebanyak 3 kali dalam satu hari bila memang kondisi kulit sudah parah. Menanggapi ancaman Tomcat ini pun, pihak kampus sudah melakukan upaya untuk melakukan pembasmian Tomcat dengan semprotan insektisida (obat serangga). Untuk lebih detail dapat menghubungi Bambang Suyono, Kasubbag Rumah Tangga PENS di ext. 4140. (sat/ryo)

wpChatIcon
EnglishIndonesian