EEPIS-Online (28/05), Mahalnya peralatan-peralatan di dunia medis memacu Albert Sudaryanto, mahasiswa jurusan Teknik Elekronika PENS, untuk berkarya. Bersama tiga orang rekannya dari jurusan yang sama, Dwijaya Destyawan, Robbi Auzikni dan Arif Indra Rusmianto, ia membuat alat pemroses foto rontgen otomatis.

"fotokopi.jpg"Ia mendapat inspirasi dari Ayahnya yang merupakan pegawai di bagian radiologi RSUD Pare, Kediri. Ia melihat bahwa ada sebuah alat pencuci film X-Ray yang cara kerjanya sangat sederhana, namun memiliki harga ratusan juta rupiah.

Cara kerja alat yang dibuat oleh Albert dan kawan-kawannya cukup sederhana. Film X-Ray yang belum terbentuk gambarnya (masih mentah) dimasukkan dalam alat tersebut. Dalam alat tersebut terdapat banyak roller layaknya mesin fotokopi yang memaksa film untuk bergerak. Film akan bergerak ke bagian. Pertama-tama, film akan digerakkan ke bagian cairan developer, fixer kemudian air bersih. Setelah itu, film akan dikeringkan oleh pemanas dan blower yang terdapat pada alat tersebut. Hasil akhirnya, film akan keluar dalam keadaan kering. Mesin ini pun hanya memerlukan waktu 2,5 menit untuk memproses film X-Ray mentah, menjadi film X-Ray yang siap diserahkan pada pasien.

"Meskipun masih banyak yang perlu diperbaiki, ternyata mesin ini cukup mudah pembuatannya. Semoga, pada tahun-tahun mendatang Indonesia dapat memproduksi mesin ini sendiri", tutur Albert Sudaryanto. (rob/sat)

wpChatIcon
EnglishIndonesian