EEPIS-Online, Setelah pertandingan KRSI usai kemudian dilanjutkan dengan pertandingan babak perempat final KRI 2012. Politeknik Negeri Jember membuka pertandingan di sisi Biru melawan tim dari Jogjakarta, UGM di sisi Merah.
Supporter UGM pun mulai meneriakkan yel-yelnya guna menyemangati tim yang sedang bertanding. Setelah 60 detik persiapan pertandingan pun dimulai. UGM membuka pertandingan dengan pencapaian Peng On Dai Gat. Tidak ketinggalan di pertandingan berikutnya Jawara KRI Nasional 2011, Politeknik Negeri Batam, menyusul UGM dengan keberhasilannya mencapai Peng On Dai Gat melawan Politeknik negeri Bangka Belitung.
Ada yang istimewa kala ITS Surabaya melawan Universitas Sultan Agung Semarang di babak perempat final ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. M. Nuh, DEA hadir menyaksikan pertandingan ini beserta rombongannya. Di tengah kesibukannya sebagai menteri rupanya tidak menyurutkan niat sang pelopor KRI ini untuk hadir menyaksikan babak perempat final. Sayangnya, RI_NHO dari ITS tidak bisa menyamai prestasi seperti UGM dan Politeknik Negeri Batam dalam mencapai Peng On Dai Gat. Skor yang dihasilkan pun juga seri. Juri terpaksa melihat kecepatan masing-masing tim dalam memasukkan token. Alhasil ITS Surabaya keluar sebagai pemenang karena kecepatannya memasukkan token dalam waktu 13 detik.
Tim yang di tunggu-tunggu pun telah tiba. Runner Up KRI Nasional 2011, PENS, kali ini bertanding melawan tim dari Universitas Brawijaya. Tampaknya kali ini ROLPENS, sebutan robot PENS, memiliki performa yang menurun. Meski di awal pertandingan ROLPENS melaju cukup kencang, namun kala mencapai island area, robot kolektor mengalami gangguan sehingga ROLPENS tidak bisa mencapai Peng On Dai Gat. Sebaliknya, Bhatara, robot kebanggan Universitas Brawijaya melaju perlahan tapi pasti. Robot kolektor PENS mencoba dua kali untuk mengambil buns hijau yang di tengah, namun gagal. Hingga akhirnya harus diam karena tidak ada setting untuk mengambil buns diujung ujung island area. Disaat ROLPENS sudah diam menunggu waktu habis, Bhatara semakin melesat, namun, sayang sekali Bhatara juga tidak mampu mengambil buns dan harus terkena penalty. Sehingga ROLPENS dinyatakan menang atas Bhatara dengan skor 95-70.
Hal ini merupakan ancaman besar. Jika performa ROLPENS tidak diperbaiki, maka akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Dengan kerendahan hati tim robot ROLPENS mengharap do a dari seluruh civitas akademika PENS untuk kemenangan PENS di KRI Nasional 2012 ini dan membawa nama Indonesia berlaga di Internasional. (ent)