EEPIS-Online, PENS kembali tersenyum. Bagaimana tidak, mahasiswa- mahasiswa nya selalu menorehkan prestasi baik di dalam lingkup PENS maupun skala Nasional. Kali ini saatnya mahasiswa Multimedia Broadcasting yang merupakan Prodi dari departemen kreatif ini sukses menunjukkan pada PENS dan Nasional, bahwa mereka memanglah mahasiswa yang patut diacungi jempol. Setelah beberapa waktu lalu sukses lounch 2 iklan, yaitu iklan politeknik dan iklan Bidik misi yang merupakan tugas langsung dari Dikti.
Mahasiswa MMB kembali menorehkan prestasinya dengan mengemban juara 1 festival video edukasi tahun 2012 taraf nasional. Lomba ini merupakan lomba tahunan dari BPM TV yang ingin mengembangkan potensi broadcast anak negeri. Lomba ini pun di bagi menjadi tiga katagori, untuk umum, mahasiswa dan Pelajar. Sebagai pemenang katagori pelajar, ke 7 kru video mengaku belum puas dan ingin maju ke ajang yang lebih bergengsi. Tim yang dibimbing langsung oleh Hestyasari Rante ini awalnya merasa kesulitan saat melakukan diskusi penentuan tema dan dari angle apakah video dibuat. Sampai akhirnya Aditya Putra Pratama sebagai sutradara, Desy Veronika sebagai script writer, Burhan K sebagai editor dan DOP, Ridwan kameramen, Nurainy Prasita sebagai art director serta Andri Yudha sebagai editor 2 dapat berkolaborasi dengan baik, menentukan korupsi sebagai tema mereka.
Dalam kesempatan yang sama Desy veronika mengatakan bahwa mereka mengambil spot korupsi karena melihat kondisi masyarakat di Indonesia yang sudah membuat korupsi mendarah daging. Pada video berdurasi 13 menit ini menunjukkan bagaiman korupsi sudah menjangkit para pemerintah dan orang berpengaruh di Indonesia dengan mengambil take dan memperlihatkan berbagai berita korupsi di media. Mereka juga mencoba menyadarkan kaum bawah, bahwa kebanyakan dari masyarakat melakukan korupsi tanpa sadar. Angle yang digunakan untuk menyampaikan pesan ini cukup unik, mereka memperlihatkan mahasiswa mencontek, timbangan yang dicurangi yang notabenya juga merupakan sebuah tindakan korupsi. "Yah.. pokoknya harus sekreatif mungkin dalam menentukan adegan dalam tiap scene, jangan samapai boring dan pesanya gak nyampek", tambah Nurayni Prasita sebagai script writer.
Untuk proses take gambar sendiri, aktor utama adalah Tsani S dari MMB juga, dia memerankan tokoh yang sudah muak dengan berbagai kasus korupsi sampai akhirnya berinisiatif menorehkan curahan hatinya ke sebuah kertas. Oleh karena itu video edukasi ini diberi nama Sepucuk Surat Harapan. Karena dia berharap tidak akan pernah ada lagi koruptor di dunia ini. Proses pengambilan gambar sendiri menghabiskan waktu 1 bulan, dan sempat terpotong liburan UAS yang lalu. Tapi karena sudah bertekat , mereka secara kompak melajutkan take walaupun banyak anggota yang pulang kampung
Saat ditanya apakah ada kesulitan selama proses post,pasca produksi kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa menyamakan ide cerita adalah hal yang paling sulit, "ada 6 kepala disini pasti punya ide yang berbeda-beda" Saut Burhan K. Kendala lain yang mereka utarakan adalah jadwal take, mereka ber 6 harus merelakan saat-saat istirahat mereka selama 1 bulan untuk melakukan produksi. Walaupun hal ini merupakan pengalaman pertama bagi mereka tapi mereka berhasil menunjukkan bahwa penglaman memang penting, tapi yang paling penting adalah semangat juara. Di akhir sesi wawancara mereka serentak mengatakan "Terus semangat dan jangan berhenti Berkarya". (eka/ade/fal)