EEPIS-Online (27/10), Best Paper Award IES 2012 juga memiliki kategori student. Award tersebut diberikan kepada Ely Chusniah Rulita Sandy dengan judul paper "A Knowledge-based Hemodialysis Health-Care Information System with Analytical Functions of Temporal Assessments for Monitoring and Treatment Plan of Hemodialysis Patient".
Dalam paper yang merupakan deskripsi singkat dari tugas akhirnya itu, ia menyoroti terbatasnya prasarana sistem pemantauan dan pengobatan penderita gagal ginjal. Akibatnya, pasien harus melakukan hemodialisis atau cuci darah secara rutin. Yang lebih miris lagi, angka pasien hemodialisis di Indonesia dengan gagal ginjal meningkat 5-10% setiap tahunnya. Kemudian, bersama kedua pembimbingnya, Ali Ridho Barakbah dan Entin Martiana Kusumaningtyas, Ely membuat sistem aplikasi baru rencana pemantauan dan pengobatan untuk pasien hemodialisis dengan menerapkan sistem informasi berbasis pengetahuan. Dalam aplikasinya tersebut, terdapat monitoring kesehatan dari pasien hemodialisis.
"Tiap kali pasien melakukan cuci darah, setelahnya ya sudah, pasien pulang tanpa adanya pemantauan, jadi kurang adanya tindak lanjut mengenai perkembangan kesehatan pasien. Aplikasi ini sangat berguna sekali bagi dokter nefrologi dan perawat hemodialisis, karena memang sistem yang seperti ini belum ada di dunia kedokteran," papar alumnus Teknik Informatika PENS tersebut.
Dengan modal kemampuan memrogram PHP dan coding database yang baik, Ely hanya membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan programnya. Dalam prosesnya, ia melibatkan pula Dr. Aditiawardana selaku dokter nefrologi di RSUD. Dr. Soetomo sebagai pembimbing dan agen konsultasinya. Karena menurutnya, karyanya ini merupakan integrasi antara dunia teknik dengan dunia kedokteran, sehingga banyak ilmu kedokteran yang perlu Ely pelajari bersama Dr. Aditiawardana.
Saat namanya disebut sebagai pemenang, Ely sangat shock. Ely tak menyangka bahwa papernya akan memenangkan ketegori ini. Menurutnya, banyak paper yang lebih eye catching untuk para reviewer daripada miliknya. "Alhamdulillah, sesuatu banget, nggak nyangka, saya tadi agak tidak fokus karena sedang menerima telepon panggilan kerja di perusahaan, jadi saya langsung tutup teleponnya seketika itu, haduuh pusing, tapi tetep bersyukur," curhat Ely.
Ia berharap karyanya ini akan berguna bagi siapapun. Kedepan, aplikasinya akan di beri hak paten oleh pihak RSUD. Dr. Soetomo sebagai software pemantau pasien hemodialisis. (sat/ryo)