Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1.600mm per tahunnya. Selain memberikan manfaat di sektor PLTA, air juga bisa menjadi salah satu penyebab isolasi pada trafo di gardu PLN cepat berkarat dan rusak, dan akhirnya akan berakibat short circuit pada jaringan saat hujan turun. Hal tersebut diakibatkan air yang masih mengandung berbagai macam mineral dan logam yang membuatnya dapat menghantarkan arus listrik dan bersifat korosif pada logam. Untuk mengurangi daya hantar air terhadap arus listrik, maka dibuatlah air yang memiliki sifat mendekati sebuah isolator melalui penguapan air dengan menggunakan metode elektrolisis. Elektrolisis yang dimaksud adalah dengan memberikan tegangan DC pada 2 elektroda yang dimasukkan ke dalam air. Sistem boiler elektrolisis yang digunakan disini menggunakan rangkaian Full Wave Rectifier dengan tegangan keluaran 283 Vdc untuk tegangan masukan 220 Vac.
Pada pengujian boiler elektrolisis, digunakan air dengan kadar polutan sebesar 210 ppm (part per million) dengan sumber tegangan masukan untuk rectifier 220 Vac diperoleh tegangan keluaran rata-rata 283 Vdc yang selanjutnya digunakan sebagai input tegangan pada proses elektrolisisnya. Pada pengujian respon sensor suhu, didapatkan respon kenaikan suhu saat proses elektrolisis. Berdasarkan respon dari sensor suhu tersebut, kemudian ditentukan titik ambang didih air 90oC sebagai acuan kontrol untuk menentukan kapan steam valve akan dibuka untuk menyalurkan uap air ke pendingin elektrik. Dari hasil pendingin elektrik, diperoleh hasil air dengan kadar polutan 15 ppm.
Kata Kunci: Boiler Elektrolisis, air,isolator.

wpChatIcon
EnglishIndonesian