EEPIS-Online(19/05), inovasi segar kembali di tunjukan oleh mahasiswa-mahasiwi PENS dalam menangani permasalahan seputar pemilihan suara. Setelah tahun lalu menggunakan sistem managemen suksesi hanya dengan just klik, tanpa perlu mencoblos tanpa perlu mencontreng. Saat ini pelaksanaan Suksesi Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HIMA TI) di PENS hanya dengan just Touch. 

Pembuatan program yang digawangi oleh Mahasiswa semester awal PENS Raizal Islami Nursyah Pregnanta ini hanya memakan waktu selama satu setengah bulan. Dengan inovasi baru ini tak hanya dari mahasiswa IT saja yang memberikan reaksi positif, beberapa mahasiswa program study lainpun turut mengapresiasi. "Modern dan Inovatif, apalagi jika bisa diimplementasikan dalam masyarakat luas atau at least lingkungan pens secara keseluruhan baik itu pemilihan presbem atau apapun itu," ujar Hanif Nurdin Fitroni mahasiswa Teknik Mekatronika. 

Sayangnya, mahasiswa yang telah penasaran dan antusias terhadap sistem baru ini (khusunya mahasiswa IT) harus menahan niatnya untuk memilih kandidat andalannya. Hal ini terjadi karena TPS (Tempat Pemilihan Suara) KaHIMA IT yang seharusnya telah di buka sejak pukul 08.00 pagi tadi tidak dapat dibuka tepat waktu, Hal demikian terjadi karena terdapat beberapa teknis dalam pembukaan database tidak terpenuhi. "Untuk membuka TPS, diawali dengan membuka database yang mana harus di buka bersama 7 superuser yang telah terdaftar, namun karena terdapat salah satu superuser yang berhalangan hadir maka pembukaan TPS pun harus mundur," jelas Raizal.

Meski demikian, rasa antusias warga informatika dan komputer untuk memilih tak kunjung surut. Setelah dibukanya TPS pada pukul 17.00 WIB, para DPT (Daftar Pemilih Tetap) ramai berdatangan. Dalam pemilihan umum kali ini, Diketahui bahwa terdapat 577 DPT yang terdaftar dan target pemilih diharapkan mampu mencapai 60% dari DPT. "Semoga inovasi baru ini, warga ITCE banyak ikut serta dalam menyumbangkan suaranya, Sehingga grafik pemilih meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya terdapat 398 suara masuk," ujar M Masruhi Penanggung jawab suksesi Hima TI

Dalam alur sistem pemilihan ini tak berbeda dengan tahun lalu. DPT yang akan memilih harus mendaftarkan dirinya dengan menunjukkan identitasnya (KTM ataupun SMART CARD) kepada panitia, kemudian panitia akan melakukan aktifasi acount. Selanjutnya pemilih diarahkan ke bilik dan dapat memilih kandidat dengan cara meng-touch gambar kandidat pilihan. Setelah itu pemilih dapat menuju registrasi akhir untuk memastikan apakah dirinya telah masuk dalam daftar suara masuk. Dan layaknya pemilu pada umumnya, pemilih yang telah menggunakan hak suaranya wajib mencelupkan ujung jari kelingkingnya dalam cairan tinta.

Mengacu pada kelebihan dan latar belakang yang diharapkan panitia dalam menggunakan sistem managemen suksesi ini. Dalam urusan efisiensi waktu, saat di bilik pemilih hanya dibatasi 3 menit untuk menjatuhkan pilihannya. Dan apabila pemilih kehabisan waktu sebelum memutuskan pilihannya, maka diharuskan kembali melakukan proses registrasi untuk aktifasi acount. Dan untuk meminimalisir ini, panitia telah memberikan kesempatan seluruh warga untuk menjajal program dengan diadakannya simulasi yang dapat dilakukan secara online pada link berikut , http://demokpu.hol.es/kpu2/ . 

Berbeda dengan simulasi, saat memilih bukan sembarang username dan password yang dimasukan oleh pemilih. Pemilih yang merupakan mahasiswa PENS akan memasukan username email student dan password mereka masing-masing. misalkan saja mahasiswa@eepis-its.edu dengan pasword 123xxx, dan inilah yang menjadi perbedaan utama dari sistem managemen suksesi sebelumnya terlapas dari teknis pengiriman data ke server utama.. 

Tak sedikit yang mempertanyakan validasi data dari sistem managemen suksesi ini, mengingat pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan mulai tanggal 19 hingga 21 mei. Untuk itu ditiap akhir penutupan TPS, dilaksanakan penyegelan server dan penyegelan backup data. Tidak hanya itu saja, terdapat tujuh superuser yang terdiri dari saksi, tim sukses, dan badan pengawas pemilu, mereka berfungsi untuk memantau jalannya proses dengan cara melakukan pengechekan sistem dan database baik sistem sebelum dan sesudah pelaksanaan.

Pemogram yang telah mengusahakan mengamankan data dengan melakukan double-security ini. Yakni database harus dibuka dengan password yang mana dalam membuka password terdapat sistem keamanan kembali. Meski segala pencegahan dalam menangani pembobolan data, pemogram mengaku masih memiliki kekhawatiran. "Dalam tiga hari ini Insyaallah sistem akan berjalan dengan baik, namun untuk kedepannya perlu memahami kembali stabilitas sistem ini dan menganalisa sistem keamanannya," ungkap raizal mahasiswa D3 teknik Informatika A ini.  (arn)

wpChatIcon
EnglishIndonesian