EEPIS-Online, Kontes Robot Seni tari Indonesia (KRSI) yang
merupakan salah satu devisi di ajang KRI regiona IV 2015 yang mempertandingkan kemampuan
mahasiswa dalam merancang dan pembuatan robot yang disertai dengan unsur-unsur
seni dan budaya bangsa yang telah terkenal di bumi pertiwi, di mulai pukul 9.40.  Pada babak pertama penampilan KRSI terdapat
tujuh penampil.

Pada penampil pertama terdapat AERO robot penari asal
politeknik negeri madiun bersama Arcana robot penari Universitas Merdeka
Malang. Sedangkan pada penampil selanjutnya, terdapat penampilan robot penari
ARCUS TEUS yang berada di posisi merah, dan untuk posisi biru AERORA dari Universitas Negeri Malang.

Seluruh robot penari ini menarikan satu jenis tema tarian
yang sama, yakni “Bambangan Cangkil”. 
Tema ini sendiri di ambil untuk menyesuaikan gema Nasional dalam upaya
membangkitkan kecintaan dan pelestarian budaya-budaya Nasional. Dalam setiap
tim robot KRSI, terdapat 2 robot penari.

Kedua robot ini tidak hanya sekedar menampilkan gerakkan
tarian yang indah, namun juga harus mampu melewati tantangan yang di berikan.
Mulai dari mampu untuk tidak bergerak ketika suara lagu berhenti, mampu
melawati titik zona hingga titik berhenti. Sayangnya, tak banyak dari peserta yang
berhasil menuntaskan misi.

Misalkan saya pada penampil ke-lima yakni POTRE_KONENG robot
penari asal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang berada di posisi merah,
dan KSATRIA ARI asal Universitas Airlangga yang berada di posisi biru sama-sama
harus jatuh bangun dan belum mampu berhenti hingga titik berhenti. Berbeda
dengan penampilan yang di berikan oleh penampil ke 6, yakni ERISA yang berada
di posisi merah yang menari bersama Azka dan Agra dari Universitas brawijaya.

Keduanya mampu menyuguhkan penampilan yang indah dan mampu
melewati tantangan hingga titik pemberhentian. selepasnya tim penampil ke-7
selesai menyuguhkan tarian mereka, Kekaguman terhadap kedua tim robot penari asal
PENS dan UB di akui oleh penonton. "sejauh ini menurut saya yg bagus
antara pens dan UB. Karena keduanya memiliki pergerakan yg bagus dan sesuai
dengan bunyi lagunya. Cara narinya juga luwes,” ujar Ajiz mahasiswa asal
politeknik madiun. (ENT)

wpChatIcon
EnglishIndonesian