(23/09) Mohammad Nasyir Tamara, S.ST dan  Adytia Darmawan, S.ST  Dosen prodi Mekatronika PENS bersama 5 orang mahasiswa, M.Khoirul Anwar, Nur Hidayat, Abdul Haris Mahlufi, Syahroni Hidayat dan Prisma Laksana membuat Robot Port Simulator Bongkar Muat Pelabuhan Terintegrasi di Laboratorium Mekatronika Gedung pasca sarjana terapan Lt. 1 PENS. Nasyir yang bertugas sebagai Koordinator pembuatan Port Simulator ini beberapa kali melakukan perubahan dan penyempurnaan robot ini. Ketika didemokan, sekilas tampak betapa rumit dan tingginya tingkat kesulitan pembuatannya. “Robot ini merupakan integrasi elektronik, mekanik, mikrokontroler dan PC, termasuk melibatkan data. Dari sisi mekanis banyak sekali komponen yang ukurannya relatif kecil dengan jumlah yang sangat banyak,” terang Nasyir.
Setelah melalui proses riset dan pembuatan selama 3 bulan, robot ini pun siap untuk demo. Demo pamungkas dilaksanakan pada acara Handing Over Ceremony program kerjasama Capacity Building in Maritime Transportation and Logistics Education and Research at ITS, antara Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam hal ini di wakili oleh Jurusan Transportasi Laut, dengan the Netherlands Organization for International Cooperation in Higher Education (NICHE/NUFFIC) yang merupakan sebuah organisasi pemerintah Belanda untuk kerjasama internasional di bidang pendidikan tinggi. Saat itu, Rektor ITS Prof. Ir. Joni Hermana MScES. PhD, Direktur PENS Dr. Ir. Zainal Arief, MT dan Director of STC-Group Capt. Albert Bos bersama para undangan begitu tertarik dengan demonstrasi Robot Port Simulator Bongkar Muat Pelabuhan Terintegrasi ini. Rencananya, kontrak program ini masih akan direncanakan dan dibicarakan lagi agar dapat dilaksanakan kembali di tahun depan dengan mengupayakan pengembangan robot port

“Meski belum maksimal, tapi kami tetap melanjutkan ini sebagai riset unggulan kami dan akan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan. terutama pada sisi kestabilan gerakan crane dan juga penambahan spesifikasi fitur truk,” terang Nasyir. Dari sisi elektronik, fungsi crane harus bisa bergerak dan menaikkan container dari lapangan ke truk. Selain itu, perlu juga diketahui posisi parkir truk, posisi tempat crane dan posisi tempat-tempat pemberhentian truk. “Dari sisi lapangan harus dapat berkoordinasi dan berkomunikasi untuk menggerakkan crane dan truk. Seluruh data tersebut harus diolah, “imbuhnya. Mengadopsi teknologi Smart Port, ke depan semuanya bisa dikerjakan secara otomatis dengan menggunakan sistem kerja robotika. Supaya pekerjaan bongkar muat yang begitu luas dan banyak bisa dikontrol hanya dengan satu orang yang mengendalikan sistem tersebut. Dilengkapi dengan beberapa fitur, smart port ini cukup kompleks, dimana harus dapat melaksanakan 6 kegiatan yang meliputi, Export, Import, Receive, Delivery, Container Ship Manajemen, dan Container Yard Manajemen.(humas)

wpChatIcon
EnglishIndonesian