Surabaya, pens.ac.id – Female Tech Pioneers (FTP) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) adalah sebuah komunitas khusus mahasiswi PENS untuk mengembangkan dan mengasah kemampuannya. Minggu (6/5), usai diselenggarakan kegiatan perdana oleh FTP PENS, yakni FTP Conference. Dimulai pada pukul 09.00 WIB, kegiatan yang berkonsep talkshow ini bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswi mengenai women in engineering.
Kegiatan dibuka dengan penjelasan mengenai FTP PENS oleh Hasna Khairunnisa selaku founder. Pada kegiatan yang mengangkat tema “Female Students in Engineering Survival Guide” ini, turut dihadirkan lima narasumber yang menggeluti bidang engineering, yang terdiri dari tiga narasumber wanita, serta dua orang narasumber pria untuk membagi perspektifnya mengenai wanita di dunia engineering. Kegiatan dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi talkshow yang bertempat di Ruang Teater Gedung D3 dan sesi speed dating di Ruang HH-201.
Sesi talkshow dipandu oleh seorang moderator dari FTP PENS. Pada sesi talkshow pertama ini, tiga orang narasumber, yakni Farida dari Data Science Indonesia yang juga aktif pada komunitas FemaleGeek, Aprillely Ajeng Fitriana yang merupakan dosen Teknik Mekatronika PENS, serta seorang engineer assistant di PT. PLN (Persero), Yessi Rusmiani turut membagi pengalaman mereka sebagai women engineers. Mereka menekankan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya.
Tidak hanya ketiga narasumber tersebut, FTP PENS juga secara khusus mengundang dua narasumber laki-laki yaitu Hardefa Rizky Putu Rogonondo yang merupakan mahasiswa tingkat dua Program Studi Teknik Mekatronika, serta seorang staff dari Program Studi Teknik Informatika, Eko Prasetyo. Hadirnya dua narasumber ini membagi sudut pandang laki-laki mengenai perempuan yang sejatinya mempuyai kemampuan setara dengan laki-laki, hanya saja, tingkat emosional perempuan yang umumnya lebih tinggi, menjadikan seolah-olah laki-laki lah yang lebih unggul.
Usai sesi talkshow, kegiatan dilanjutkan dengan sesi speed dating yang merupakan sesi bincang-bincang antara ketiga pemateri perempuan dengan sekelompok mahasiswi. “Dari acara ini aku jadi seperti tersugesti untuk mengubah mindset kalau ternyata cewek juga bisa survive di dunia engineering, jadi aku juga harus bisa,” ujar salah satu peserta, Ummi Ainun Nadhiroh. Kegiatan ini diharapkan mampu untuk memotivasi mahasiswi PENS untuk terus mengembangkan dirinya di bidang apapun yang ditekuni, terutama di bidang keteknikan. (res/ani)