Surabaya, pens.ac.id – Sebagai tanda dimulainya tahun ajaran baru, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengukuhkan secara resmi mahasiswa baru 2018 pada Jumat (24/8). Seluruh mahasiswa baru, tidak terkecuali Rizky (22), dengan antusias mengikuti setiap prosesi pada helatan tersebut. Menempati barisan tempat duduk paling depan, sosok Rizky seolah menjadi pusat perhatian karena semangat belajarnya yang tinggi di tengah keterbatasan yang ia miliki.
Mahasiswa kelahiran Pacitan ini adalah salah satu mahasiswa baru PENS 2018 Program Studi D3 Teknik Informatika yang masuk melalui jalur Program Pendidikan Jarak Jauh. Menariknya, ini bukan kali pertama Rizky menduduki bangku pendidikan tinggi. Ia pernah tercatat sebagai mahasiswa Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pacitan angkatan 2015 program D2 Teknik Informatika.
Sebelumnya, Rizky menjalani keseharian seperti orang pada umumnya. Kecelakaan di tahun 2003 membuatnya terpaksa harus hidup dengan bantuan kursi roda. Di tahun yang sama, anak kedua dari empat bersaudara ini didiagnosis oleh dokter menderita leukemia. Pengobatan intensif selama dua tahun di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya ia jalani hingga dinyatakan sembuh. Semangatnya untuk terus melanjutkan pendidikan tidak pernah padam hanya karena keterbatasan yang ia miliki.
“Kalau dibilang kendala, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Masih banyak teman-teman yang bersedia membantu. Jadi menurut saya tidak ada kendala yang menghalangi saya untuk belajar,” ungkap Rizky. Ia mengaku bahwa keputusannya melanjutkan pendidikan di PENS merupakan salah satu bentuk perjuangannya dalam meraih cita-cita menjadi seorang profesional programmer. Ia berharap bisa menyelesaikan pendidikan bersama teman-temannya di PENS dengan baik. “Prinsip saya, jika tidak bisa mengalahkan keadaan maka bersahabatlah dengan keadaan,” imbuhnya.
(hum/tts)