Surabaya, pens.ac.id – Marak pemberitaan mengenai pencurian ikan atau illegal fishing, 3 mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) telah menciptakan sebuah alat yang dapat mendeteksi pergerakan kapal asing yang masuk di perairan Indonesia. Alat ini berupa sebuah drone yang berbentuk pesawat kecil yang diterbangkan tanpa memakai remote.
Inovasi baru itu diberi nama EFRISA singkatan dari EEPIS Flying Robot for Indonesia, yang diketuai oleh Alif Ramadan Wicaksana, dengan anggotanya Yulistia Khoirotul Aini, dan Sylvia Nadya Anggraeni dari Program Studi Teknik Elektronika dan Teknik Telekomunikasi.
Yulistia menjelaskan Efrisa dilengkapi oleh GUI (Grapichal User Interface) yang fungsinya untuk memonitor baterai, lokasi, jelajah, Telemetry Logs, dan Auto Deteksi. Untuk cara kerjanya cukup mudah, sebelum pesawat diterbangkan pengguna akan menentukan titik koordinat dimana pesawat akan terbang. Kemudian, pesawat akan terbang secara otomatis dan akan mengirimkan data video. Jika ada kapal yang terdeteksi, maka secara otomatis pengguna akan mendapat notifikasi dari drone.
Keunggulan Efrisa mampu mencapai jangkauan hingga 5 km dengan jelajah 100 – 150 meter dari permukaan air laut. Selain itu, juga mempunyai lama terbang 60 menit menggunakan mode terbang auto atau manual. Pengerjaan EFRISA membutuhkan waktu kurang lebih 5 bulan.
Selain terdapat baterai, dalam body Efrisa juga terdapat motor brushless sebagai alat penggerak, servo untuk penggerak sayap dan ekor, kamera untuk mendeteksi kapal, antena telemetri untuk komunikasi, video sender, dan video receiver.
Efrisa adalah salah satu tim yang berhasil lolos pendanaan dalam PKM Eksternal 2019. “Harapannya dengan adanya alat ini bisa membantu meningkatkan pendapatan nelayan di Indonesia, selain itu juga bisa mencegah illegal fishing,” pungkas Yulistia.
(Hum)