Surabaya, pens.ac.id – Pergantian sistem pembayaran tol dengan menggunakan uang elektronik, membuat beberapa ruas pintu tol terjadi antrian panjang terutama di hari libur. Antrian tersebut biasanya terjadi karena saldo tidak cukup, jatuhnya kartu elektronik, dan erornya sistem pembayaran. Maka dari itu, Mahasiswa PENS membuat sebuah alat bernama “ Smart GTO” untuk mengatasi kemacetan di ruas pintu tol.
Smart GTO adalah sebuah karya dari 3 mahasiswa bernama Rahadian Rayhan dari Prodi Teknologi Game, Qurrota A’yun dari Prodi Multimedia Broadcasting, dan Titis Jiyan dari Prodi Teknik Telekomunikasi. Dengan Dosen pembimbing Achmad Basuki Ph.D, Smart GTO dibuat dengan tujuan bisa mengganti “NFC” yaitu sebuah sistem yang ada di pintu tol dengan aplikasi IoT yang dilengkapi dengan scanner “beacon” yaitu Bluetooth Low Energy, sehingga dapat memancarkan sinar Bluetooth.
Keunggulan Smart GTO adalah lebih efisien. Karena beacon secara otomatis akan mendeteksi pengguna, sehingga tidak perlu mengantri untuk melakukan perekaman kartu elektronik. Selain itu, Smart GTO lebih praktis karena tidak membutuhkan kartu tambahan, cukup mengunduh aplikasi di smartphone anda. “ Kalau NFC bisa memakan waktu 1 – 2 detik untuk menscan RFID, sedangkan sistem yang kami buat terdapat beacon sehingga hanya butuh 0,5 mili sekon untuk menscan aplikasinya,”ujar Rahadian.
Cara kerjanya cukup mudah, yaitu dengan cara membuka aplikasi smart GTO, jika jangkauan beacon sudah tertangkap maka tinggal memencet tombol pemindah untuk membuka pintu tol. Hal ini akan menyebabkan saldo pada smart GTO akan berkurang secara otomatis.
Untuk pembuatannya, alat ini hanya butuh waktu kurang lebih satu bulan. Harapannya, Smart GTO bisa diterapkan di masyarakat dan bisa mengurai antrian di pintu tol.
(Hum)