Surabaya, pens.ac.id – Dikenal sebagai kampus dengan tradisi juara, Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) kembali menorehkan prestasinya dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah. Kali ini datang dari Tiga Mahasiswa Program Teknik Telekomunikasi yakni Ilham Dwi Pratama, Siti Nurkhomaria, serta Kartika Merdekawati Mulyono. Pendeteksi Kelelahan pada Pekerja Lapangan Menggunakan Smart Band dengan Integrasi Data Lingkungan Berbasis Raspberry PI dan LoRa karya mereka berhasil membawanya menduduki Peringkat Kedua pada ajang Safety Competition 2020. Bertempat di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik (Hima Tek) K3 PPNS.
Mengusung tema “Wujudkan Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk Mendukung Stabilitas Ekonomi Sosial”, kompetisi ini dibagi atas tiga tahapan. Tahap pertama yakni pengumpulan abstrak yang dinilai oleh Dewan Juri. Kemudian, tim yang lolos berhak mengirimkan Full Paper LKTI melalui email yang akan di seleksi kembali oleh Dewan Juri. Setelah melewati serangkaian kompetisi yang begitu panjang, beberapa tim yang terpilih berhak melanjutkan ke tahap akhir yakni Tahap Grand Final pada Minggu (2/2).
Sebelum memasuki tahap Grand Final terdapat beberapa serangkaian kegiatan lagi mulai dari Technical Meeting hingga persiapan individu dari setiap tim yang lolos ke tahap berikutnya. Beberapa kendalapun sempat dirasakan oleh Ilham beserta timnya, mulai dari kendala waktu hingga kendala materi. “Overall pengerjaan alatnya itu cepet banget, kami baru mengerjakannya dua hari sebelum pengumpulan. Tetapi alhamdulillahnya kami dinyatakan lolos, jadi untuk selanjutnya kami sering konsultasi dengan dosbim untuk membahas case yang sekiranya nanti bakalan ditanyakan,” ujar Ilham Dwi Pratama.
Merupakan kompetisi berskala nasional yang diikuti oleh berbagai kalangan, tentu banyak pengalaman berharga yang bisa didapat dari kompetisi ini. Ilham berharap agar Mahasiswa PENS untuk lebih berani mencoba hal baru terutama para kaum wanita. “Jangan karena kalian merasa tidak bisa kemudian timbul hasrat untuk tidak mau mencoba, karena tidak ada yang lebih berharga dari sebuah pengalaman,” imbuhnya. (kik/msa)