Surabaya, pens.ac.id – Upaya untuk memutus penyebaran virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan penyakit Corona Virus Desease (Covid-19) di Indonesia, memunculkan sejumlah kreativitas mahasiswa PENS. Sejumlah inovasi di bidang teknologi berhasil dikembangkan secara bersama. Tidak lain dengan tujuan untuk melawan bersama virus corona jenis baru tersebut. Setelah sebelumnya mahasiswa PENS juga mengembangkan alat pelacak pasien berbentuk gelang. Kali ini tiga mahasiswa jurusan Elektronika memodifikasi face shield (pelindung wajah) yang ditempelkan alat untuk mendeteksi suhu tubuh seseorang yang berada di hadapannya.
Muhammad Iqbal Millyniawan Pradana, Firmansyah Putra Maulana dan Muhammad Iodine Hanifan Firdaus. Ketiga mahasiswa tersebut jurusan Elektronika angkatan 2018.
“Pada kondisi wabah pandemi Covid-19 saat ini, ada protokol yang umum dilakukan masyarakat yaitu cek kesahatan suhu tubuh. Karena kemudahannya dalam mengidentifikasi ciri tersebut. Namun kami menyayangkan, peralatan pengukur suhu yang dijual dipasaran masih kurang dapat mengamankan masyarakat terutama orang yang mengukur karena saat pengukuran suhu cukup lama dan alat harus didekatkan dengan orang yang diukur suhunya. Sehinggan perlindungan keselamatannya sangat minim”. Ujar Muhammad Iqbal Millyniawan Pradana yang juga sebagai ketua tim.
Dengan latar belakang tersebut tiga mahasiswa ini menciptakan alat pendeteksi seseorang terindikasi Covid-19 dengan cepat dan akurat bernama Temperature Detector Shield. M. Iqbal yang akab disapa Iqbal menjelaskan, alat ini berupa face shield (pelindung wajah) yang dikombinasikan dengan thermal laser dan dilengkapi dengan sensor GY-906 MLX90614 serta lensa agar dapat mendeteksi suhu tubuh sesorang dengan akurasi yang cukup baik tanpa bersentuhan fisik dengan objek yang diukur (contactless).
“Untuk pengolahan data sensor menggunakan Mikroprosesor Arduino Pro Mini yang kemudian tampilan outputnya akan muncul pada layar LCD OLED yang berada didepan. Sehingga sensor ini memiliki tingkat akurasi sebesar kurang lebih 0.5 oC pada jarak maksimal satu meter jika menggunakan lensa, yang sangat sesuai dengan anjuran WHO yaitu jarak aman sejauh 1 meter”, jelas M. Iqbal
Alat ini juga dilengkapi dengan baterai dengan jenis lithium polymer (LiPo) sebesar 350mAh, jenis baterai ini dipilih lantaran ukurannya yang kecil namun memiliki daya besar.
Pengecekan suhu tubuh yang dilakukan petugas juga harus cepat. “Dalam pengecekan, petugas harus melakukannya dengan cepat. Jika tidak, akan terjadi antrian dan justru menambah risiko penularan. Maka dari itu, alat kami sangat aman dan cepat karena ada pada face shield nya langsung”. Imbuhnya.
Ketiga mahasiswa ini berharap akan lebih menyempurnakan alatnya sebelum digunakan khalayak.
“Kami berharap bisa menyempurnakannya lagi, dengan menambahkan fitur yang memungkinkan seperti sensor, jumlah orang yang bisa terdeteksi dan penyimpanan data”. Ujar Iqbal.
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, yakni Ir. Anang Budikarso, M.T., mendukung dan mengapresiasi karya inovasi teknologi yang dibuat mahasiswa tersebut.
“Selama pandemi kegiatan kemahasiswaan tidak pernah off, kami ingin memunculkan kreatifitas dan inovatifnya mahasiswa PENS meskipun perkuliahan dan semua kegiatan dilakukan secara daring”. Pungkas Ir. Anang Budikarso
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan berharap semua karya yang telah dibuat mahasiswa mudah-mudahan menjawab keresahan masyarakat di situasi pandemi ini dan agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Saat ini masyarakat sedang resah, semoga dengan berusaha menciptakan dan berkarya untuk menciptakan solusi-solusi dengan membuat alat baik itu aplikasi maupun sebuah alat prototype. Karya yang dibuat bisa berstandart, sehingga bisa dipatenkan untuk diperbanyak. Nantinya bisa disumbangsihkan ke masyarakat dan Rumah Sakit, yang sekarang sedang sangat-sangat membutuhkan”. Imbuhnya. (Hum)