Surabaya, pens.ac.id – Abdul Hakim Azis yang merupakan mahasiswa Teknik Elektro Industri 2019 telah berhasil mengharumkan nama Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan prestasinya. Melalui National Energy, Climate, Sustainability Competition (NECSC) 2023 yang digagas oleh Society Renewable Energy Indonesia bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), kesungguhan Abdul Hakim terbukti dengan dua penghargaan yang berhasil dibawa pulang, yaitu National 9th Best Essay dan Best Group Winner. Seluruh penghargaan dianugerahkan dalam kegiatan Awarding Day pada hari Senin (12/02), yang bertempat di Makara Art Center Universitas Indonesia.
Pada kompetisi ini setiap peserta diharuskan mengirim essay sesuai dengan sektor dan kemudian disaring menjadi 100 esai terbaik untuk mengikuti leadership bootcamp di Universitas Indonesia. Bootcamp ini menghadirkan Menteri ESDM dan KLHK, Direktur Utama PT. Pertamina, PT. Pupuk Indonesia, PT. PLN, Gojek, dan Tokopedia. Selanjutnya disaring lagi hingga didapatkan 50 esai terbaik yang nantinya akan dibukukan oleh Rakyat Merdeka. Kemudian dilakukan lagi penyaringan untuk Mendapatkan 10 esai terbaik sebagai finalis yang akan mendapatkan penghargaan dari Kementerian ESDM dan LHK. Selain itu, 100 peserta pada leadership bootcamp dibagi kedalam beberapa kelompok dan diberikan study case oleh salah satu perusahaan untuk membuat sebuah solusi dari kasus tersebut. Saat itu Abdul Hakim bersama timnya mendapatkan studi kasus dari PT. PERTAMINA dan berhasil mendapatkan award sebagai Best Group Winner.
Dinilai berdasarkan orisinalitas dan urgensi dari permasalahan yang ingin diselesaikan, esai karya Abdul Hakim yang berjudul “Listrik AC untuk Masyarakat Daerah 3T: Inovasi Multilevel Inverter Packed U Cell 7 Level untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Desa Terpencil Indonesia” berhasil lolos kedalam 10 esai terbaik. “Alasan saya mengangkat essay ini adalah dikarenakan di kampung halaman saya itu belum teraliri listrik dari PLN. Sudah ada bantuan PLTS dari pemerintah, tapi tidak dilengkapi dengan inverter, sehingga daya listrik yang dihasilkan hanya daya listrik DC,” ucap Abdul Hakim. (run/rif)