Surabaya, pens.ac.id – Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2023 sukses dihelat oleh Institut Teknologi Sumatera (ITERA) selaku tuan rumah bersama dengan Pangkalan Udara TNI AU Pangeran M. Bun Yamin, Lampung, sebagai lokasi penilaian akhir KRTI. Kompetisi ini berlangsung selama enam hari terhitung sejak Jumat (22/9) hingga Rabu (27/9), dan diikuti oleh 183 tim dari seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia. Dalam ajang robot terbang tersebut, PENS mengantarkan delegasinya meraih empat kejuaraan, yakni Juara 3 Technology Development (TD) Flight Controller, Juara 3 TD Propeller, Juara Harapan TD Prime Mover, dan menjadi tim dengan Poster Terbaik dalam cabang lomba TD Ground Control Station.
KRTI 2023 adalah sebuah kompetisi yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan teknologi serta keahlian dalam bidang robotika terbang di Indonesia. Terdapat 183 tim yang berasal dari 40 Perguruan Tinggi se-Indonesia, hanya terdapat 102 tim yang lolos ke tahap final. Di antaranya 24 tim divisi Racing Plane, 18 tim divisi Vertical Take-Off and Landing, 12 tim divisi Fix Wing, dan 48 tim divisi Technology Development. Delegasi PENS sendiri berhasil membentuk dan mengajukan 8 tim robot dari Tim KRTI Dirgantara yang siap bertanding di ajang ini dalam kurun waktu enam bulan. Pada kompetisi yang diselenggarakan secara hybrid tersebut, peserta diminta untuk merancang, membangun, dan mengoperasikan berbagai jenis robot terbang, seperti drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Turut menjadi delegasi PENS, Tim EEPIS Flying Robot for Indonesia (EFRISA) mengaku senang dan bangga telah berhasil membawa pulang prestasi dari kompetisi tersebut. Kemenangan Tim EFRISA saat meraih empat kejuaraan tentu tidak luput dari dukungan besar PENS. Menurut Yusuf Rifa’i, salah satu anggota Tim EFRISA mengungkapkan bahwa kendala yang mereka alami dalam mempelajari dunia robot terbang menjadi peluang tepat untuk terus belajar dan berbenah. “Walaupun belum menjadi yang terbaik, namun ini menjadi awal yang baik untuk lomba selanjutnya. Kita adalah PENS, jadikan PENS sebagai nama yang besar untuk menjadi politeknik yang bisa bersaing dengan universitas besar lainnya,” jelasnya. (ann/ina)