Coventry – Inggris, pens.ac.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) meluncurkan sebuah terobosan baru berupa Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Salah satu program flagship-nya yaitu Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) memberikan kesempatan kepada mahasiswa politeknik di seluruh Indonesia untuk bisa menimba ilmu selama satu semester di berbagai kampus ternama di dunia. Tahun ini merupakan tahun kedua berjalannya program IISMA sejak diumumkan pada 2022 lalu. Dua mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berhasil terpilih dan berangkat ke Inggris untuk melakukan studi di Coventry University pada Jum’at. (01/12). Mereka adalah Evan Yazid Adiyatma dari program studi D3 Teknik Informatika dan Izzuddin Ahmad Afif dari program studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Internet. Dua mahasiswa tersebut lolos setelah melalui berbagai tahapan seleksi peserta yang ketat.
Di Coventry University, mereka dibimbing oleh Prof. Benny Tjahjono selaku Professor of Sustainability and Supply Chain Management, Centre for Business in Society (CBiS), yang juga merupakan salah satu research centre unggulan di Coventry University dengan koneksi industri yang luas. Evan dan Izzudin tidak hanya terekspos dengan metode pembelajaran yang berbeda di kelas, tetapi mereka juga mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam sebuah proyek yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan besar, diantaranya adalah Malone Group dan Lumachain.
Malone Group adalah sebuah perusahaan konsultan khususnya di bidang engineering dan mereka memiliki klien-klien dari seluruh penjuru dunia. Malone melayani dan menyelesaikan masalah yang dihadapi para kliennya dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan mutakhir. Salah satu klien tersebut adalah Lumachain, sebuah perusahaan food supply chain yang bermarkas di Sydney, Australia. Sama halnya dengan Malone, perusahaan ini menggunakan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan computer vision untuk membawa perubahan revolusioner khususnya di industri pangan.
TUJUAN PROYEK
Misi utama dari proyek bersama Malone dan Lumachain ini adalah membangun sebuah algoritma kecerdasan buatan baru yang dapat mendeteksi adanya anomali dalam bentuk apapun pada daging secara real-time. Kecerdasan buatan tersebut dihubungkan dari server utama ke kamera pengawas yang berada di area sekitar produksi daging. Kemudian, Afif yang terlibat dalam proyek ini juga diberikan sebuah tantangan oleh Malone, untuk bisa menyumbangkan ide bagaimana caranya agar informasi yang diberikan oleh server utama ketika ada cacat pada daging bisa disampaikan kepada sebuah alat yang dapat mengambil daging secara sigap dan tanpa memberhentikan conveyor belt.
HAL YANG DIBERIKAN OLEH AWARDEE DAN YANG MEREKA DAPATKAN
Menjadi bagian dari proyek yang diusung oleh perusahaan top di Inggris adalah pengalaman yang sangat berharga. Dari seluruh awardee di Coventry University yang berjumlah 39 orang, tidak semua mendapatkan kesempatan yang sama. Hanya beberapa yang berhasil terpilih dan dinyatakan layak untuk menjalani proyek ini. Sebagai perwakilan pelajar dari Indonesia, mereka memiliki prinsip apabila ingin mendapatkan sesuatu, maka harus memberikan sesuatu yang setimpal pula. Harapannya adalah mereka bisa menemukan inovasi baru dan mengimplementasikannya secara nyata di bidang pangan khususnya industri daging. Berangkat dari hal tersebut mereka juga dapat membantu Lumachain untuk menjadi standar baru dalam menentukan kualitas daging yang siap jual dan membawa perubahan baru berupa pendeteksian cacat otomatis pada daging tanpa campur tangan manusia. Di sisi lain, awardee IISMA Coventry dari PENS juga mendapatkan berbagai manfaat seperti peningkatan softskill dan hardskill, berkecimpung di dunia industri bersama para profesional, dan juga peluang karir yang semakin terbuka lebar setelah mendapatkan international exposure seperti ini.
Kunjungan Berwawasan ke Kantor Malone Group di Burton
Selain kontribusi dalam proyek mereka, Izzuddin juga berkesempatan mengunjungi kantor Malone Group di Burton. Kunjungan ini memberikan wawasan mendalam tentang solusi industri yang canggih. Selama kunjungan tersebut, mereka menghadiri presentasi yang membahas tentang proyek-proyek terkini yang fokus pada deteksi getaran dalam mesin industri. Bagi mahasiswa, pengalaman ini sangat berarti karena memberikan gambaran nyata tentang penerapan teknologi canggih di lingkungan industri.
Salah satu poin penting dalam kunjungan itu adalah diskusi tentang sistem pemantauan sensor berbasis cloud. Sistem ini, yang merupakan bukti pendekatan inovatif Malone Group, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi deteksi getaran pada mesin. Hal ini sangat penting di industri di mana presisi dan keandalan menjadi prioritas utama. Keterlibatan mahasiswa dalam diskusi ini tidak hanya memperluas pemahaman mereka, tetapi juga menekankan pentingnya pemantauan dan analitik real-time dalam operasi industri.
Izzuddin, merefleksikan pengalamannya, menekankan betapa kunjungan ini melengkapi proyek yang sedang berjalan dengan Malone dan Lumachain. Wawasan yang diperoleh dari kunjungan kantor Burton ini langsung berlaku untuk proyek mereka, terutama dalam hal pemahaman integrasi IoT dan AI dalam konteks industri. Sinergi antara pembelajaran akademik dan pengetahuan praktis yang berbasis industri ini merupakan pilar utama dari tujuan program IISMA untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dan peluang di dunia kerja modern.
Menghubungkan Teori dan Praktik
Kombinasi dari studi akademis mereka di Coventry University, partisipasi dalam proyek Malone-Lumachain, dan pengalaman seperti kunjungan ke kantor Malone Group di Burton telah membekali Evan dan Izzuddin dengan serangkaian keterampilan dan wawasan unik. Pengalaman-pengalaman ini membentuk mereka menjadi profesional yang tidak hanya memahami aspek teoretis dari bidang mereka, tetapi juga dapat menerapkan pengetahuan ini dalam konteks industri yang relevan. (mdc)